"Kami berharap teman-teman bisa memahami dan hands on menghitung apa manfaatnya dan merencanakan program ke depan," jelas dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sucofindo Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengatakan setiap perusahaan BUMN memiliki program TJSL dan setiap programnya berbeda satu sama lain.
Untuk melakukan pengukuran dampak program TJSL, dikatakannya, harus menunggu program tersebut selesai terlebih dahulu.
Selanjutnya, dari perusahaan akan ada pengukuran data, misalnya berapa banyak anggaran yang sudah keluar, siapa penerimanya, dan untuk kegiatan apa anggaran tersebut.
Baca Juga:Transformasi BUMN Jadi Bagian Transparansi dan Good Corporate Governance
"Selanjutnya ada atau tidak perbedaan hasil antara sebelum ada bantuan dengan sesudah. Ada atau tidak hasilnya, seberapa besar selisihnya, apa ada perubahan, bukan hanya jadi lebih sejahtera tetapi juga kepuasan," katanya.
Seperti misalnya dampak terhadap UMKM, dikatakannya, apakah program TJSL dari perusahaan BUMN berdampak pada perluasan pasar dari UMKM yang bersangkutan.
"Nah perbedaan ini disajikan tidak hanya kualitatif tetapi juga kuantitatif. Kuantitatif karena bisa digunakan sebagai pertimbangan untuk membuat keputusan berikutnya. Apakah untuk melanjutkan program yang sama pada UKM yang sama atau dikembangkan ke yang lain lagi, selanjutnya apa manfaat bagi perusahaan. Nanti akan ada formulanya, rumusnya. Ini yang diajarkan di sini," katanya. (ANTARA)