Selanjutnya si anak dipanggil dan kepala sekolah menghubungi orangtuanya agar anaknya dibawa ke dokter untuk diperiksa.
"Anaknya itu diperiksa di bidan, jadi tidak ada itu visum ke RS Moewardi atau mana itu. Orang tua kedua siswa kita panggil ke sekolah dan dipertemukan, orang tua yang menendang sudah minta maaf tapi orang tuang siswi tertendang itu masih anyel," ungkap dia.
Dian mengatakan, besoknya orang tua korban bilang sama temannya bukan sama sekolah, intinya minta siswa yang menendang itu dikeluarkan dari sekolah.
Namun, pihak sekolah tidak bisa dan alasannya apa minta dikeluarkan. Alasannya takut kalau kejadian ini terulang lagi.
Baca Juga:Heboh! Beralasan Cek Menstruasi, Dua Sekolah di Bogor Lakukan Pemeriksaan Celana Dalam Siswi
"Terus diyakini sama pihak sekolah jika kejadian ini tidak akan terulang lagi. Sekolah pun akan meningkatkan piket-piket guru mendekati anak-anak kalau pas jam istirahat," sambungnya.
Sebenarnya orang tua siswa yang menendang sudah legowo dan tidak masalah jika anaknya dikeluarkan. Tapi pihak sekolah tidak dikeluarkan dan masih sekolah, mereka itu baru kelas 4 SD dan baru berusia 10 tahun.
"Anaknya tidak dikeluarkan. Ini anaknya sudah main biasa, main bareng, makan bersama dan duduk bersama. Bahkan 20 September kemarin mereka baru outing class," papar dia.
Dian menambahkan, jika sekarang kedua anaknya sudah rukun kembali. Kasihan mereka masih kecil.
"Secara psikologis gimana nantinya? Saya malah menghimbau siapa yang melaporkan bisa berkomunikasi ke Dinas Pendidikan," tegasnya.
Baca Juga:Pacaran Singkat Anak SD Lewat WA, Ditembak Siswi Tapi Takut Ketahuan sama Bapak
Kontributor : Ari Welianto