Usaha Menyelamatkan Situs Mbah Blawu di Jombang yang Selama Ini Dipakai untuk Tempat Buang Limbah Berbahaya

Pemerintah daerah menganggarkan Rp100 juta untuk biaya penggalian benda purbakala itu.

Siswanto
Kamis, 22 September 2022 | 10:28 WIB
Usaha Menyelamatkan Situs Mbah Blawu di Jombang yang Selama Ini Dipakai untuk Tempat Buang Limbah Berbahaya
Penggalian Situs Mbah Blawu [Beritajatim]

SuaraSurakarta.id - Penggalian Situs Mbah Blawu, Desa Sukosari, Kabupaten Jombang, sudah dimulai pemerintah setempat.

Pemerintah daerah menganggarkan Rp100 juta untuk biaya penggalian benda purbakala itu. 

Laporan Beritajatim menyebutkan, hari ini sudah memasuki hari keempat proses ekskavasi situs.

Petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur mengeruk tanah yang menimbun struktur bata kuno di Situs Mbah Blawu.

Baca Juga:Koin Berusia 2.000 Tahun Senilai Rp14,8 Miliar Dikembalikan ke Israel

Pada hari keempat sudah nampak tumpukan bata yang membentukan dinding, tetapi BPCB belum dapat memastikan periodesasi struktur bangunan itu.

Mereka menduga usia struktur bata kuno itu lebih tua dari candi yang ada di Trowulan Mojokerto. Bentuk bata lebih tebal. Itu sebabnya, mereka menduga bangunannya berdiri pada era Mpu Sindok.

Sambil melakukan penggalian, petugas mengumpulkan berbagai petunjuk.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang Dian Yunita Sari menjelaskan anggaran penanganan situs.

“Kami masih memiliki tiga anggaran untuk ekskavasi. Dua untuk ekskavasi situs Mbah Blawu dan satu untuk yoni gambar. Satu anggaran besarannya Rp50 juta. Jadi untuk ekskavasi Situs Mbah Blawu sebesar Rp100 juta,” kata dia. 

Baca Juga:Ditemukan Kalender Suku Maya dari Abad Ketiga SM, Total 260 Hari

Dia menyebut ekskavasi situs penting dilakukan untuk menyelamatkan benda purbakala. Situs terletak di tengah sawah dan selama ini kondisinya memprihatinkan.

Situs Mbah Blawu selama ini digunakan sebagai tempat pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun yakni slag alumunium dan timah.

Serbuk logam itu dikemas dalam karung, kemudian ditumpuk di permukaan Situs Mbah Blawu. Serbuk itu akhirnya mengeras seperti batu. Warga setempat mengaku tidak tahu siapa yang membuang limbah.

“Kita lakukan ekskavasi untuk melindungi benda cagar budaya. Kita juga melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Jombang guna memindah limbah B3 itu. Tidak ada yang tahu siapa pembuang limbah B3 tersebut. Katanya sudah lama,” kata Dian.

REKOMENDASI

News

Terkini