Untuk maknanya sendiri, berharap agar peperangan antara Rusia dengan Ukraina bisa segera berakhir. Karena dampak dari peperangan tersebut banyak jatuh korban dan membuat negara-negara terbelah menjadi dua kubu.
"Berharap perang berakhir dan negara-negara damai. Mural ini dibuat menggunakan pendekatan kebudayaan," sambungnya.
Dalam waktu dekat ini akan berlangsung KTT G20 di Bali. Acara tersebut, diharapkan mampu mengakhiri perang yang terjadi saat ini.
"G20 memang soal ekonomi, situasinya dunia dalam konflik peperangan, jadi negara-negara di dunia terbelah. Dampak perang pasti akan merusak lingkungan, terlebih penggunaan senjata yang daya ledaknya besar, nuklir, maupun senjata biologis," ungkap dia.
Baca Juga:Sedang Heboh Bjorka, Nikita Mirzani Malah Ikutan Mau Bongkar Identitasnya
Mural yang dibuat itu merupakan mural lanjutan dari mural sebelumnya. Pada mural sebelumnya itu bergambar Presiden Jokowi yang mengenakan baju adat baduy warna hitam.
Kemudian ada juga tokoh-tokoh dunia, seperti Joe Biden, Vladimer Putin, Xi Jinping, dan Boris Johnson.
Mural-mural yang dibuat itu memakan waktu pengerjaan sekira dua bulan dengan dibantu beberapa teman, seperti Broto, Soni, dan Irul.
"Jadi itu mural berseri, dari dua bulan lalu ada mural Pak Jokowi pakai baju badui dengan tema G20 Go Green. Kemudian saya lanjutkan dengan mural ini. Ada bu iriana didekap perempuan Ukraina," tandasnya.
Ada pesan yang disampaikan, Sardono dalam pembuatan mural-mural tersebut. Di mana menghentikan aksi vandalisme yang sering terjadi.
Baca Juga:Wacana Jadi Cawapres di Pilpres 2024, Jokowi: Bukan dari Saya, Saya Ndak Mau Terangkan!
Mural-mural yang dibuat tidak hanya di sepanjang Jalan Slamet Riyadi tapi juga di Jalan Gatot Subroto.