Pengamat Sebut Penguatan Literasi Penting Hadapi Tantangan Berat di Dunia Digital, Begini Penjelasannya

Pengamat menekankan pentingnya penguatan literasi bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan yang semakin berat di dunia digital

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 04 September 2022 | 16:02 WIB
Pengamat Sebut Penguatan Literasi Penting Hadapi Tantangan Berat di Dunia Digital, Begini Penjelasannya
Ilustrasi era digital. Pengamat menekankan pentingnya penguatan literasi bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan yang semakin berat di dunia digital. (Freepik.com/rawpixel.com)

SuaraSurakarta.id - Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya penguatan literasi bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan yang semakin berat di dunia digital.

Firman menilai bahwa saat ini generasi muda sebenarnya sudah mulai terliterasi dengan baik, seiring upaya pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika yang terus menggalakkan berbagai program literasi digital.

Berdasarkan laporan Status Literasi Digital 2021, indeks literasi digital Indonesia pada tahun 2021 berada di level 3,49 dari nilai maksimum 5,00. Angka ini meningkat 0,03 dari tahun 2020 sebesar 3,46.

Namun, peningkatan indeks literasi digital tersebut dirasa masih belum signifikan. Menurut dia, hal itu terjadi lantaran tantangan yang dihadapi masyarakat, khususnya generasi muda saat ini semakin berat.

Baca Juga:4 Kekurangan Investasi Emas Digital yang Penting Dipahami

"Jadi kalau kita lihat, mungkin bukan soal literasinya yang tidak berhasil, tetapi memang tantangannya yang semakin berat," ucap Firman dikutip dari ANTARA pada Minggu (4/9/2022).

Tantangan berat yang dimaksud Firman adalah godaan untuk melakukan hal-hal menyimpang di media digital demi mengejar nilai ekonomi semata. Seperti menghadirkan konten-konten yang tidak bermutu dan mendidik.

Konten-konten tersebut dibuat hanya untuk menjadi viral sehingga berpeluang mendapatkan adsense.

Godaan nilai ekonomi itu juga dinilai bisa membuat orang gelap mata, seperti menghalalkan hoaks lalu digunakan untuk mengadu domba di media digital, yang dibalik itu semua terdapat nilai ekonominya.

"Jadi walaupun orang sudah terliterasi, tahu soal hoaks, tahu soal hate speech, tahu soal ada larangan judi lewat media digital, ada Undang-Undang ITE, tetapi tawaran-tawaran untuk menyalahgunakan media digital itu juga semakin canggih, nah ini yang menjadi masalahnya," ucap dia.

Baca Juga:Bisa Dijadikan Pertimbangan, Ini 5 Keuntungan Investasi Emas Digital

Untuk itu, Firman menilai perlu adanya penguatan literasi digital kepada generasi muda. Saat ini, media digital hanya dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan taraf ekonomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini