"Kalau bisa sering-sering digelar, jadi biar tahu. Koleksi yang dipajang lebih banyak lagi," kata dia.
Sementara itu Kepala Monumen Pers Nasional Solo, Widodo Hastjaryo mengatakan pameran foto Solo tempo dulu ini hadir sebagai media bagi masyarakat untuk mengingat kembali tentang gambaran Kota Surakarta pada awal-awal abad ke-20 atau sekitar tahun 1900.
"Pameran ini menampilkan foto-foto kuno Kota Surakarta, yang sebagian besar koleksi KITLV," terang dia.
Selain sebagai media nostalgia, pameran foto ini diharapkan dapat menggugah masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya serta cagar budaya di Kota Solo.
Baca Juga:Putri Raja dari Keraton Ini Mengaku Sedih Ditolak Bertemu Dengan Ayahnya Sendiri
Seiring perkembangan zaman, lanjut dia, Kota Surakarta tidak hanya menjadi kota kerajaan tapi juga berkembang sebagai kota modern.
Perkembangan Solo sebagai kota modern terjadi pada era pemerintahan Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) X.
Pembaharuan luar biasa terhadap kota mulai dilakukan pada tahun 1904, ketika munculnya instalasi listrik tenaga disel yang dipasang di dekat Stasiun Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) Purwosari.
"Sejak saat itu pelayanan kepentingan umum di Surakarta berkembang semakin pesat. Pemerintah Hindia Belanda, Keraton Kasunanan Surakarta, dan Kadipaten Mangkunegara bersama-sama banyak fasilitas," ungkap dia.
Fasilitas-fasilitas tersebut seperti, hotel, sarana perairan, jembatan, taman, tempat hiburan benteng, hingga sekolah. Itu semua untuk Surakarta sebagai kota modern.
Baca Juga:Miris! Putri Keraton Kasunanan Surakarta ini Dilarang Bertemu dengan Ayahnya Sendiri
"Beberapa bangunan tersebut masih ada dan lestari. Tapi tidak sedikit juga bangunan-bangunan itu telah berubah bentuk dan fungsinya," tegasnya.