SuaraSurakarta.id - Bupati Boyolali M Said Hidayat mengajak semua elemen masyarakat dan organisasi perangkat daerah (OPD) setempat bersama-sama bergotong-royong menekan angka stunting di wilayah ini.
Said menjelaskan, kasus stunting di wilayahnya saat ini masih tinggal mencapai sekitar 8 persen.
"Kami mengapresiasi berbagai pihak yang bergotong-royong bekerja sama dalam menekan angka stunting di wilayah Boyolali, pada 2021 tercatat turun menjadi sekitar 8 persen atau 4.065 kasus," kata Bupati dilansir dari ANTARA, Rabu (29/6/2022).
Pada peringatan yang ke-29 Harganas dengan mengambil tema "Ayo Cegah Stunting", Bupati mengajak baik masyarakat maupun OPD untuk membangun kesadaran bersama dalam upaya pencegahan dan menurunkan angka stunting di Boyolali.
Baca Juga:Yogyakarta Jadi Daerah dengan Angka Stunting Terkecil di Indonesia
"Angka stunting nasional ditargetkan pada 2021 dapat turun menjadi sekitar 14 persen, dan Boyolali sudah mencapai 8 persen atau sebanyak 4.065 kasus atau masih di bawah angka nasional," ujar dia.
Oleh karena itu, Bupati mengajak semua elemen masyarakat dalam rangka peringatan Harganas mari upaya menurunkan angka stuting di Boyolali terus dilakukan. Anak stunting di wilayah ini, masih sekitar 4.065 kasus ayo diselesaikan hingga tuntas. Sehingga Boyolali beberapa tahun ke depan bisa mencapai nol kasus stunting.
Salah satu menekan angka stunting, kata Bupati, melalui program orang tua asuh untuk penanganan stunting sangat bagus dan luar biasa sehingga keluarga menjadi sehat sejahtera dan keluarga keren tanpa stunting.
Bupati mengatakan upaya pemerintah daerah membangun keluarga sehat dan sejahtera sebagai pilar penting pendidikan anak-anak dan pembangunan masyarakat sudah dilakukan dengan koordinasi dengan semua OPD setempat karena hal itu, menyangkut sumber daya manusia (SDM) ke depan.
Bupati Boyolali sudah meminta dinas-dinas terkait berkoordinasi untuk mengingatkan bagaimana, misalnya tentang kesehatan calon pengantin, termasuk mencegah pernikahan dini agar menghadirkan generasi yang lebih hebat ke depan. Bagaimana meminimalisir pernikahan usia dini melalui sosialisasi, juga terus dilakukan.
Baca Juga:Jelang Idul Adha, Pasar Hewan di Boyolali Tak Kunjung Dibuka, Ini Penjelasan Bupati
Sementara Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Boyolali Ratri S Survivalina mengatakan jumlah angka stunting di Boyolali pada 2020 mencapai 9,3 persen dan pada 2021 turun menjadi 8 persen atau setiap tahun rata-rata turun sekitar 1,3 persen.
"Angka stunting di Boyolali 8 persen itu, sekitar 4.065 anak yang tersebar di 22 wilayah kecamatan. Kami berharap angka stunting bisa turun lagi minimal sekitar 1,3 persen atau menjadi sekitar 6,7 persen hingga akhir 2022," kata Ratri.
Kendati demikian, pemkab Boyolali melalui DP2KBP3A terus melakukan koordinasi dengan dinas terkait dan pihak yang berkepentingan bekerja sama saling mendukung untuk menekan angka stunting di wilayah Boyolali.
Menurut Lina salah satu menurunkan angka stunting tersebut dengan meluncurkan program baru orang tua asuh, dimana akan memberikan perhatian khusus kepada anak yang menderita stunting. Sehingga, keluarga yang ada stunting segera sehat dan sejahtera.
"Salah satu penyebab stunting itu, karena adanya infeksi kronis yang disebabkan sanitasi kurang baik. Hal ini, nanti dibenahi oleh lintas sektor yang mengurus infrastruktur, misal Dinas Pekerjaan umum (DPU)," paparnya.