Kebijakan Work From Home dan Meningkatnya Konsumsi Kopi di Tengah Pandemi Covid-19

Kebijakan work from home yang sempat diterapkan di awal pandemi yang membuat minat masyarakat untuk menyeduh kopi semakin tinggi.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 07 Juni 2022 | 22:57 WIB
Kebijakan Work From Home dan Meningkatnya Konsumsi Kopi di Tengah Pandemi Covid-19
Supervisor kafe Excelso Beni Pamungkas dan Head of Corporate Communication PT Kapal Api Global, Pangesti Boedhiman menunjukkan metode penyeduhan coffee press yang relatif aman bagi pemilik lambung sensitif. [ayosolo.id/Wijayanti Putrisejati]

SuaraSurakarta.id - Sejumlah wartawan di Kota Solo belajar sederet tentang kopi di Excelso Solo Paragon Lifestyle Mall, Selasa (7/6/2022).

Dipandu oleh Supervisor Excelso Solo Paragon Lifestyle Mall, Beni Pamungkas, awak media dikenalkan cara penyeduhan menggunakan metode Coffee Press, Coffee Machine, dan Syphon Brew.

Namun, ada fakta menarik dimana konsumsi kopi selama pandemi Covid-19 terus meningkat.

Hal itu tak lepas dari kebijakan work from home yang sempat diterapkan di awal pandemi yang membuat minat masyarakat untuk menyeduh kopi semakin tinggi.

Baca Juga:Dunia Sudah Tidak Sama Lagi Seperti Sebelum Pandemi COVID-19, Rentan Penyakit Menular

“Awareness masyarakat soal kopi ini berbanding lurus dengan tingkat penjualan yang terus meningkat. Kami mencatat selama masa pandemi, permintaan produk kopi kami terus bertumbuh. Ini menunjukkan peminat kopi naik," unglap Head of Corporate Communication PT Kapal Api Global, Pangesti Boedhiman.

Wanita yang akrab disapa Cici itu memaparkan, kondisi itu menunjukkan bahwa kopi semakin diterima berbagai kalangan masyarakat. Mulai dari kopi klasik sampai kopi olahan kekinian punya pangsa pasarnya masing-masing.

Meski demikian, bagi pemilik asam lambung alias penyakit maag, minum kopi biasanya menjadi hal yang dihindari. Karena konon, asam lambung akan meningkat pasca menyeruput minuman bercita rasa dasar pahit ini.

Namun ternyata, jika menggunakan jenis dan cara menyeduh kopi yang tepat, si penderita maag pun masih bisa menikmatinya.

“Cara menyeduh yang berbeda akan menghasilkan rasa yang berbeda meski kopinya sama. Jadi sebetulnya, setiap orang bisa menikmati kopi. Coffee for all. Kopi untuk semua orang. Misalkan ada yang memiliki lambung sensitif pun, kalau kita diajari cara menyeduh yang benar, maka ia bisa tetap menikmati kopi,” ujarnya.

Baca Juga:70 Tahun Berkuasa Ratu Elizabeth II dan Saksi Sejarah Kemajuan Teknologi

Tak hanya soal teknik penyeduhan, perempuan yang akrab disapa Cici tersebut menuturkan, jenis kopi pun ada yang ramah bagi orang yang memiliki lambung sensitif.

Karena pada dasarnya yang membuat lambung merasa tak nyaman setelah meminum kopi adalah karena kadar keasaman yang dimiliki biji kopi. Dimana setiap jenis kopi memiliki kadar keasaman yang berbeda-beda.

“Ada yang namanya kopi decaf, kemudian tadi juga dipaparkan ada jenis biji kopi robusta dan arabika. Dimana kandungan asam robusta lebih rendah dibandingkan arabika, sehingga lebih ramah bagi lambung sensitif,” ujarnya.

Sementara itu, dalam Coffee Class for Media yang mengambil tema “Mengenal Kopi Single Origin Indonesia”, selain dikenalkan dengan jenis-jenis kopi Single Origin yang menjadi kebanggaan Indonesia dan kafe Excelso diajarkan pula tiga cara penyeduhan kopi atau three ways of coffee brewing. Yakni, Coffee Press, Coffee Machine dan Syphon Brew.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini