Kisah Bocah Kandangan yang Kedua Kakinya Diikat di Tiang Rumah

Eko yang baru berusia 10 tahun tinggal di Desa Kandangan, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Siswanto
Selasa, 15 Februari 2022 | 15:45 WIB
Kisah Bocah Kandangan yang Kedua Kakinya Diikat di Tiang Rumah
Eko Saputra, bocah yang mengalami kelumpuhan [Beritajatim]

SuaraSurakarta.id - Sejak masih kecil, Eko Saputra mengalami kelumpuhan. Kakek dan neneknya terpaksa mengikat kedua kaki Eko supaya dia tidak pergi meninggalkan rumah dan membahayakan keselamatannya.

Kedua kaki Eko ke tiang karena dia tergolong super aktif, sering keluar dari rumah dengan cara berguling-guling, misalnya hanya untuk melihat sepeda motor yang lewat.

Eko yang baru berusia 10 tahun tinggal di Desa Kandangan, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Saat ini, Eko dititipkan di rumah kakek dan nenek di desa lain, sementara ibu ikut suami bekerja.

Baca Juga:Tangan Kaki Diikat dan Mulut Disumpal, Wanita Muda di Medan Lolos dari Penculikan

Kemiskinan membuat keluarga itu tak bisa mengakses ke fasilitas kesehatan yang memadai.

Alas tidur bau ompol

Ernawati (32), ibu dari Eko, masih ingat hari-hari sebelum anaknya mengalami kelumpuhan.

Awalnya, Eko kejang-kejang dan suhu badannya panas. "Akhirnya dia lumpuh," kata Ernawati.

Menurut informasi, yang dialami Eko adalah polio. Dia tidak mampu berdiri, tidak bisa dengan baik sampai tak sanggup berjalan dengan kakinya.

Baca Juga:Tangan dan Kaki Diikat Ban Bekas, Orang Tua Sekap Anaknya di Kandang Ayam

Di rumah kakek dan neneknya, Eko lebih banyak berbaring dengan kaki diikat dengan tiang rumah.

Dia tidur di atas alas tikar yang beraroma ompol.

Ekonomi kakek dan nenek Eko tidak lebih baik dari ekonomi Ernawati.

“Kami mengharap ada perhatian dari pemerintah. Agar anak saya tidak sampai diikat di rumah. Kami hanya ingin dia berdiam di rumah tanpa bergulung-gulung ke luar dan membahayakan diri sendiri. Jadi, kami harap ada bantuan untuk anak saya,” kata Ernawati ketika sedang mengunjungi anaknya.

Mengundang perhatian

Keadaan Eko mengundang perhatian sejumlah kalangan untuk datang mengunjunginya.

Pada Senin (14/2/2022), pengusaha Gus Haji Mas Sulthon mengunjungi bocah itu dan memberikan bantuan uang tunai. 

”Saya bermimpi ketemu dengan anak yang lumpuh di masjid. Lalu saya kasih bantuan. Pas bangun saat subuh, saya lihat HP dan baca berita, ada artikel terkait Eko ini. Saya tanya ke wartawannya dan dikasih alamatnya ke sini,” kata Sulthon.

Ernawati mengapresiasi kunjungan dan bantuan Sulthon dan mengucapkan "kami berterimakasih. Masih ada yang mau memperhatikan anak saya.” 

Sehari kemudian, Selasa (15/2/2022), Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko juga menjenguk Eko.

Menurut Jatmiko, Eko sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk menunjang tumbuh kembangnya.

Begitu juga kakek dan nenek yang merawat Eko, sudah mendapatkan bantuan dari program keluarga harapan dan mendapatkan asistensi sosial penyandang disabilitas.

”Kami memastikan kalau bantuan-bantuan dari pemerintah sudah digulirkan dan sudah diterima. Khususnya di triwulan terakhir tahun 2021,” kata Jatmiko.

Keadaan rumah kakek dan nenek Eko juga menjadi perhatian Jatmiko. Pemerintah berencana untuk merehabilitasi supaya lebih layak tinggal, terutama untuk merawat Eko.

Eko juga akan mendapatkan bantuan terapi dan biayanya.

”Pembiayaan untuk terapinya akan kami tanggung. Armada untuk akses ke faskes juga kami jamin sehingga memudahkan nak Eko untuk bisa berobat,” katanya. [Beritajatim dan rangkuman laporan Suara.com]

REKOMENDASI

News

Terkini