SuaraSurakarta.id - Sungai Garuda, Sungai Mungkung, dan Sungai Bengawan Solo disinyalir menjadi habitat ular piton.
Dugaan ini muncul setelah ditemukan ular piton masuk ke rumah warga sekitar sungai.
Ketua Exalos Regional Sragen Lanjar Purbowo mengatakan masyarakat sekitar Sragen belum terlatih menangani ular.
Itu sebabnya, jika mereka menemukan ular yang memasuki pemukiman sekitar sungai, sebaiknya segera menghubungi Exalos, petugas pemadam kebakaran, BPBD, dan pencinta reptil.
Baca Juga:Pengalaman Unik Peternak Ular Piton di Bali: Kotoran dan Sperma Ular Jadi Jimat
“Kalau ular ada di habitatnya, yakni di sungai, kami tidak akan evakuasi. Namun, bila ada ular yang masuk ke pemukiman baru dievakuasi. Biasanya di pemukiman dekat sungai. Ular piton itu juga cukup banyak di Soloraya karena ular ini mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Kalau bertelur ular ini akan mengerami sampai menetas,” kata Lanjar kepada jurnalis Solopos.com.
November dan Desember merupakan musim telur ular menetas. Itu sebabnya, belakangan banyak laporan penemuan ular.
Masa pengeraman telur ular piton hingga menetas biasanya 1-2 bulan. Menurut Lanjar, polanya berbeda dengan jenis ular kobra.
“Kalau indukan kobra itu begitu bertelur langsung ditinggal dan telur itu bisa menestas sendiri. Biasanya indukan kobra menyimpan telurnya di lubang-lubang atau dibalik batu atau kayu. Intinya mencari tempat-tempat yang lembab. Setelah menetas anakan kobra menyebar untuk bertahan hidup,” kata dia.
Januari 2022 diprediksi masih banyak ular karena saat musim penghujan ular cenderung mencari tempat yang hangat. Dia mengatakan karena banyak ular mencari tempat hangat maka datang ke permukiman penduduk.
Baca Juga:Musim Telur Ular Menetas, Exalos Evakuasi Belasan Ular dalam Sebulan