SuaraSurakarta.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka murka dengan adanya kasus sopir Batik Solo Trans (BST) yang meminta foto pribadi kepada salah satu penumpang wanita.
Menurutnya, kasus ini sangat memalukan dan mencoreng nama baiknya.
"Ini memalukan, saya yang malu," ungkap Gibran saat ditemui, Rabu (22/12/2021).
Putra sulung Presiden ini juga menyayangkan dengan sanksi yang diberikan hanya sebatas skorsing tiga hari saja.
Baca Juga:Tak Mengubah Posisi, Melawan Persis Solo Menjadi Laga Penting untuk Harga Diri Persiba
Dengan tegas dan nada tinggi, harusnya sopir dipecat. Karena kasus itu termasuk pelecehan verbal.
"Hukumannya terlalu ringan, harusnya pecat saja. Tak delok sanksinya ora tegas, cuma skorsing tiga hari, tidak bisa kayak gitu dan itu ngawur. Meh tak parani kantore," tandas dia.
![Tangkapan layar obrolan tak pantas antara oknum sopir bus Batik Solo Trans (BST) dengan seorang penumpang wanita melalui WhatsApp (WA). [Solopos.com/Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/12/21/81928-sopir-bst.jpg)
Gibran mengatakan, tidak hanya satu korban saja itu tapi sudah beberapa korban dalam kasus seperti ini. Harusnya sanksi yang diberikan kepada pelaku itu tegas.
"Ngopo skorsing tiga hari, langsung pecat saja," katanya.
Kasus seperti ini, lanjut dia, sudah sangat marak sekali. Ia juga berterima kasih kepada warga yang menjadi korban sudah mau speak up di media sosial (medsos).
Baca Juga:Deretan Kritik Dilontarkan Eks Wali Kota Solo untuk Gibran di Tahun Pertama
"Nggak, gampang loh speak up seperti itu. Silahkan kalau ada korban lain yang merasakan hal serupa, laporkan saja dan kita kalau ada laporan tindakannya juga cepat," papar dia.
- 1
- 2