Jiyo menggambarkan bodi mobil ringsek. Lahar dingin Semeru memenuhi kabin mobil.
“Pasir, lumpur masuk semua [ke dalam mobil]. [Mobil] hancur. Gardan belakang putus, per putus, kaca depan dan samping kiri pecah. Mobil tidak bisa jalan. Hanya ban depan saja yang masih [lumayan],” jelas dia saat ditanya penampakan mobil Toyota Hilux milik SAR UNS.
Jiyo tidak bisa memastikan apakah mobil tersebut bisa diperbaiki atau tidak. “Harus dicek dulu ya. Tetapi kalau kondisinya begitu sepertinya memakan waktu lama dan biaya mahal. Mesin mobil kemungkinan 100 persen tidak bisa dipakai,” ungkap dia.
Jiyo menyampaikan proses evakuasi pada Jumat berjalan lancar. Dia menceritakan cuaca di lokasi terdampak erupsi Semeru cerah dan panas.
Baca Juga:Update Bencana Gunung Semeru, Pencarian Terkendala Mendung, 12 Orang Masih Hilang
“Hari ini cerah, panas. Jadi kami bisa evakuasi sejak pagi sampai ini tadi,” tutur dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat sore.
Tetapi, Jiyo tidak dapat menutupi kekhawatirannya saat mengevakuasi mobil SAR UNS. Alasannya masuk akal. Lokasi itu dihantam lahar dingin pada Selasa lalu.
“Agak dag, dig, dug ya. Lokasi ini kan kampung yang tersapu lahar dingin. Kampung ini dekat sungai aliran dari puncak Semeru. Saat lahar dingin, sungai penuh sehingga meluber ke kampung. [Mobil SAR UNS] ini tertimbun saat melintas di jalan raya, jalan besar, jalur poros.”