Gus Baha Sebut Gelar Resepsi Pernikahan Hukumnya Haram, Alasannya Begini

Resepsi pernikahan merupakan momentum yang paling ditunggu oleh kedua pengantin usia melaksanakan ijab qobul, namun Gus Baha menyebut haram

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 07 Desember 2021 | 09:51 WIB
Gus Baha Sebut Gelar Resepsi Pernikahan Hukumnya Haram, Alasannya Begini
Ilustrasi Pernikahan. Resepsi pernikahan merupakan momentum yang paling ditunggu oleh kedua pengantin usia melaksanakan ijab qobul, namun Gus Baha menyebut haram. (Pexels/Asad Photo)

SuaraSurakarta.id - KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha menyampaikan jika acara resepsi pernikahan dalam Islam hukumnya haram. 

Padahal acara resepsi pernikahan merupakan momentum yang paling ditunggu oleh kedua pengantin usia melaksanakan ijab qobul. 

Bahkan tak jarang pula acara resepsi pernikahan digelar secara mewah dengan menyewa gedung maupun hotel. Sehingga untuk menggelar resepsi pernikahan bisa memakan biaya yang fantastis. 

Biasanya mempelai pengantin rela mengeluarkan uang banyak untuk resepsi. Karena pernikahan merupakan momentum yang terjadi sekali dalam seumur hidup. 

Baca Juga:Fakta Pernikahan Sukrada-Laksmi di Bali Terungkap, PHDI Minta Jangan Asal Bikin Konten

Namun, dimata Pengasuh Pondok Pesantren Tanfidzul Qur’an LP3IA Rembang, Gus Baha justru mengharamkan pengantin yang menggelar acara resepsi. 

"Karena keyakinan saya punya hajat (resepsi) itu haram. Ini menurut pandangan saya pribadi. Kalau anda silahkan," ujar Gus Baha melalui unggah video di kanal YouTube  Sekolah Akhirat. 

Kemudian Gus Baha menyampaikan alasannya mengharamkan resepsi perkara sumbangan pernikahan. Ia menilai jika sumbangan tersebut sering kali membuat orang lain terbebani. 

"Awal mula shodaqoh menggerutu itu perkara orang buwoh (memberi uang ke yang punya hajat). Kalau tidak buwoh tidak pantas, jadi jatuhnya shodaqoh dipaksa," sambungnya. 

"Shodaqoh itu sudah ibadah riskan rawan masalah. Kalau kamu memberinya ikhlas bagus, tapi sekalinya tidak ikhlas rawan diungkit-ungkit," ungkapnya. 

Baca Juga:Viral! Potret Kesederhanaan Gus Mus, Buya Syafii, dan Gus Baha, Tak Ada Kendaraan Mewah

Dengan adanya tradisi sumbangan pernikahan tersebut. Pada saat datang ke acara pernikahan, Gus Baha tidak pernah menghadiri. Sekali pun yang menikah merupakan putra gurunya. 

"Makanya saya tidak pernah datang ke acara buwoh. Saat putra guru saya nikah, saya tidak datang. Memang sengaja, sudah pada tahu kalau madzhab saya gitu," jelasnya. 

Lebih lanjut, Gus Baha mengingat pada saat ia menikahi istrinya. Ia datang sendiri ke rumah mempelai wanita tanpa diiringi rombongan dan perayaan lainnya. 

"Saya dulu pas nikah, punya anak buah banyak dan punya mobil banyak. Tapi saya nikah dari Jogja ke Pasuruan, istri saya dari Pasuruan naik bisa sendirian. Lalu sampai di sana diantar bapak lalu nikah," tambahnya. 

Prinsip Gus Baha itu rupanya akan ia diterapkan juga kepada anak perempuannya. Sebab Gus Baha ingin benar-benar memegang teguh prinsipnya tersebut. 

"Saya punya anak perempuan, saya bilang ke istri saya. Kalau saya masih hidup tidak akan punya hajat (resepsi)," pungkasnya.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak