Waduh! Soko Guru Masjid Agung Solo Dimakan Rayap, Begini Kondisinya

Kayu yang dipakai untuk bahan di Masjid Agung Solo itu adalah kayu Jati Donoloyo.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 04 November 2021 | 19:08 WIB
Waduh! Soko Guru Masjid Agung Solo Dimakan Rayap, Begini Kondisinya
Masjid Agung Surakarta akan memfasilitasi masyarakat yang akan menjalankan ibadah saat bulan ramadan tapi tetap menjalankan protokol kesehatan ketat. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Soko guru atau tiang penyangga dan blandar di Masjid Agung Solo butuh penanganan secepatnya. 

Karena ada sekitar 16 soko guru yang terindikasi dimakan rayap dan harus segera ditangani agar tidak merambah ke yang lain.

"Awalnya dilakukan penanganan di satu titik di bagian yang tampak rusak. Ternyata setelah kita kembangkan melebar, asumsinya dari semula satu tiang menjadi 16 tiang," terang Ketua Takmir Masjid Agung Solo, Muhtarom saat ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (4/11/2021).

Muhtarom menegaskan, jika itu butuh segera ditangani dengan di kroting atau ditambal. Karena jika tidak segera dikhawatirkan akan melebar mengingat sebagian besar bangunan peninggalan Keraton Kasunanan Surakarta ini dari kayu.

Baca Juga:Baju Dimakan Rayap Seperti Rachel Vennya, Begini Cara Untuk Membasminya

"Pastinya harus segera ditangani. Membahayakan jamaah tidak, tapi secara sistemis kita harus terus ada penanganan dan pengawasan," ungkap dia. 

Menurutnya, kayu yang dipakai untuk bahan di Masjid Agung Solo itu adalah kayu Jati Donoloyo. 

Jangan sampai kayu yang menjadi material utama itu hilang karena di makan rayap.

"Kalau diganti dengan kayu baru jelas beda dan kualitasnya juga beda serta lebih mahal. Susah mencari kayu yang sekelas itu," paparnya.

Tindakan-tindakan kecil terus dilakukan mengingat Masjid Agung merupakan bangunan cagar budaya.

Baca Juga:Berat Nyaris 1 Ton, 9 Jagal Kerja Keras Taklukan Sapi Kurban Jokowi di Masjid Agung Solo

Ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kerusakan semakin parah.

"Sebagai bangunan cagar budaya tentu kita berkewajiban merawat, melestarikan. Kita tidak bisa sendiri untuk penanganan Masjid Agung tapi berkolaborasi dengan pemerintah," sambungnya.

Bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) sudah membuat kajian untuk melihat dan menghitung penanganan Masjid Agung Solo secara keseluruhan.

Kerusakan itu sudah terdeteksi dua tahun lalu dan awalnya dilakukan penanganan sendiri secara swadaya.

"Kajian ini sudah kita serahkan ke Wali Kota. Ini terakhir direhab 2012 lalu tapi bagian atap dan berharap ada penanganan lagi," imbuh dia.

Sementara itu Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan jika penanganan Masjid Agung salah satu prioritas yang akan segera dilakukan.

Penanganan Masjid Agung tidak dilakukan secara parsial tapi secara menyeluruh. Karena ini merupakan bangunan cagar budaya. 

"Butuh anggaran yang besar untuk penanganan, nanti kita carikan solusi. Ini akan kita prioritaskan, nanti tidak hanya Masjid Agung tapi juga kawasannya," tandasnya.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak