Deretan Bisnis Kuliner Para Artis Ini Tutup, Termasuk Milik Raffi-Nagita

SuaraSurakarta.id - Kuliner menjadi salah satu bisnis menjanjikan jangka panjang di Indonesia. Tak pelak, banyak orang yang memilih menggeluti usaha di bidang FnB tersebut.

Termasuk deretan artis, baik Indonesia maupun luar negeri yang menjalani bisnis kuliner.

Hanya saja, tak sedikit restoran para artis ini telah tutup. Padahal bisa jadi pada masanya, bisnis kuliner dan restoran milik para artis ini pernah mencapai masa jayanya. 

Penutupan tempat makan tersebut bisa karena berbagai penyebab entah karena bisnis telah meredup atau penyebab lainnya.

Baca Juga:Ingin Mencoba Membuat Rendang Ayam, Ini Dia Resepnya

Diwartakan Solopos.com--jaringan Suara.com, berikut deretan artis yang harus merelakan bisnis kuliner mereka tutup seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Semarang WifeCake milik Chelsea Olivia

Chelsea Olivia merupakan salah satu artis yang gemar membuka bisnis kuliner, dan salah satunya adalah Semarang WifeCake yang berlokasi di Semarang.

Produk dari usaha ini adalah sebuah kue kombinasi pastry dan cheesecake yang hadir dalam beberapa rasa kekinian dan berbagai ukuran.

Semarang WifeCake hanya memiliki satu cabang dan cukup terkenal di Jawa Tengah. Kuenya sendiri menjadi salah satu oleh-oleh yang wajib untuk kamu bawa pulang.

Baca Juga:Salah Transfer Uang Rp 1 M pada Orang Asing, Kakek Ini Bangkrut Mendadak

2. Roti Mama Nia milik Nia Ramadhani

Nia Ramadhani turut bergabung dalam bisnis kue artis dengan membuka toko roti bernama Roti Mama Nia. Sayangnya, sejak awal pembukaan toko rotinya tersebut, Nia mendapatkan cibiran dari berbagai pihak, salah satunya berasal dari food blogger.

Bahkan, cibiran itu menuai kontroversi karena beberapa food blogger memberikan ulasan kurang baik dengan kalimat yang frontal.

Secara garis besar, ulasan itu berbunyi jika roti dari Roti Mama Nia memiliki rasa yang kurang sedap dan dibanderol dengan harga cukup mahal.

3. Fifteen milik Jamie Oliver

Jamie meluncurkan Jamie Oliver’s Fifteen pada tahun 1999. Fifteen menyajikan pelayanan yang terutama ditujukan bagi masyarakat yang kurang mampu.