Melihat Acara Bersih Desa Warga Suku Using

Berbagai macam sajian disiapkan warga, mulai dari pecel pitik, ubo rampe berupa bunga dan cok bakal serta kemenyan.

Siswanto
Selasa, 24 Agustus 2021 | 08:10 WIB
Melihat Acara Bersih Desa Warga Suku Using
Warga Suku Using [Beritajatim]

SuaraSurakarta.id - Acara bersih desa yang diikuti puluhan warga suku Using di Lingkungan Pancoran, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, Jawa Timur, berlangsung lancar. Acara berlangsung di salah satu sumber mata air yang diyakini menjadi sumber kehidupan bagi warga setempat.

Dalam laporan Beritajatim, berbagai macam sajian disiapkan warga, mulai dari pecel pitik, ubo rampe berupa bunga dan cok bakal serta kemenyan.

Sebelum acara tradisional dimulai, warga membawa seluruh sajian ke sumber mata air Pancoran. Mereka berjalan beriringan dari pemukiman menuju sumber yang jaraknya sekitar dua kilometer.

Sesampainya di sumber air, kegiatan bersih desa dimulai. Tokoh adat membacakan doa dan membakar serat batok kelapa yang diberi kemenyan serta menyiapkan beberapa sesajen di sumber mata air. Isi sesajen, meliputi jeroan ayam kampung, bunga mawar, nasi putih, dan lauk pecel pitik.

Baca Juga:Edukasi Jelajah Rimba di Kampung Adat Batara Banyuwangi

Seluruh rangkaian acara berjalan dengan baik.

Usai acara, mereka doa bersama. Warga meyakini kegiatan ini bisa memutus hal-hal yang tidak baik dan menyambung rejeki di kemudian hari.

Selanjutnya, warga bersama-sama menyantap nasi beserta lauk pecel pitik di bawah pohon beringin. Suasana berlangsung guyub rukun tampak.

Ritual bersih desa  dilaksanakan setiap tanggal 14 Muharram atau bulan Suro dalam penanggalan Jawa. Acara digelar di sumber mata air Pancoran karena sumber ini memberi mereka air bersih, meski di musim kemarau, termasuk jug auntuk kebutuhan pertanian.

“Ya ini merupakan adat ritual bersih desa. Setiap tahun kita laksanakan sebagai bagian dari ritual turun temurun. Kita anak muda harus meneruskan apa yang dilakukan orang terdahulu,” kata Abu Bakar.

Baca Juga:Mengenal Komunitas Garangan, Tekad Hidupkan Sumber Mata Air yang Telah Mati

“Ritual di sumber ini. Karena ini memiliki nilai tersendiri bagi kami. Untuk kesejahteraan para warga khususnya para petani,” dia menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak