KGPAA Mangkunagoro IX: Kisah Cinta dengan Putri Bung Karno hingga Tari Gaya Mangkunegaran

Almarhum akan disemayamkan selama tiga hari di Pura Mangkunegaran sebelum di makamkan di pemakaman raja-raja Mangkunegaran di Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 13 Agustus 2021 | 12:47 WIB
KGPAA Mangkunagoro IX: Kisah Cinta dengan Putri Bung Karno hingga Tari Gaya Mangkunegaran
K.G.P.A.A. Mangkunagoro IX. [puromangkunegaran.com]

SuaraSurakarta.id - Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagoro IX, Raja Keraton Mangkunegaran Solo wafat di Jakarta, Jumat (13/8/2021) dini hari pukul 02.50 WIB.

Sesuai adat istiadat Kraton, almarhum akan disemayamkan selama tiga hari di Pura Mangkunegaran sebelum di makamkan di pemakaman raja-raja Mangkunegaran di Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar, Minggu (15/8/2021).

Dilansir dari berbagai sumber, KGPAA Mangkunegoro IX  terlahir dengan nama GPH Sujiwakusuma pada 18 Agustus 1951. 

Pada masa remajanya ia bernama Pangeran Kusuma dan awam menyebutnya sebagai "Gusti Jiwo"

Baca Juga:Wafat di Jakarta, Ini Profil Raja Keraton Mangkunegaran Solo KGPAA Mangkunagoro IX

Dikethaui, Mangkunegoro IX menikah dengan putri presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno alias Bung Karno, yakni Sukmawati Soekarnoputri,

Sukmawati Soekarnoputri
Sukmawati Soekarnoputri

Dari pernikahan itu, Mangkunegoro IX memperoleh dua orang anak, yakni GPH Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara dan GRA Putri Agung Suniwati.

Namun di tengah perjalanan pernikahannya, pasangan ini bercerai, sebelum Mangkunegoro diangkat menjadi pemegang tahta di Mangkunegaran.

Sebelum resmi mendapatkan tahta raja, Sujiwakusuma bukanlah calon raja utama di Mangkunegaran kala itu. Pasalnya, dia adalah anak laki-laki kedua dari Mangkunegoro VIII.

Namun, lantaran kakaknya yang semula merupakan pewaris takhta meninggal dunia, maka gelar putra mahkota dilimpahkan kepada Pangeran Sujiwakusuma.

Baca Juga:Kabar Duka, Raja Keraton Mangkunegaran Solo KGPAA Mangkunagoro IX Wafat

Pada masa pemerintahan Mangkunegoro IX, kehidupan tari gaya Mangkunegaran semakin berkembang. Karya-karya yang dihasilkannya pada masa Mangkoenagoro IX.

Sebut saja Tari Bedhaya Suryosumirat (1990), Tari Kontemporer Panji Sepuh (1993), Tari Harjuna Sasrabahu, Tari Puspita Ratna (1998), Tari Kontemporer Negeri Sembako (1998), Tari Kontemporer Krisis (1999), Drama tari Mintaraga, Drama tari Dewa Ruci, dan lain sebagainya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak