Sama-sama Ingin Mempertahankan, Ini Alasan Barcelona Lepas Lionel Messi

Lionel Messi akhirnya meninggalkan Barcelona dengan status bebas transfer

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 10 Agustus 2021 | 07:30 WIB
Sama-sama Ingin Mempertahankan, Ini Alasan Barcelona Lepas Lionel Messi
Mantan penyerang Barcelona, Lionel Messi. [Pau BARRENA / AFP]

SuaraSurakarta.id - Pemain Bintang Lionel Messi akhirnya meninggalkan klub yang telah membesarkannya. Ia pergi dengan meninggalkan kenangan yang bisa dilupakan oleh penggemarnya. 

Padahal Lionel Messi sudah membela Barcelona selama 17 tahun lamanya. 

Barcelona sangat ingin mempertahankan Lionel Messi dan sebaliknya pemain Argentina ini ingin tetap di Camp Nou ketika sambil berurai air mata dia menggelar konferensi pers perpisahan pada Minggu (8/8/2021).

Jadi, mengapa dia meninggalkan satu-satunya klub yang dia bela selama 17 tahun karir profesionalnya? Inilah dua jawabannya seperti dianalisis AFP.

Baca Juga:Siap Gaji Lionel Messi Rp11 Miliar Per Pekan, Manchester United Saingi PSG

Aturan batas gaji dari La Liga

Barcelona mengaku tidak mempunyai pilihan selain melepas pemain berusia 34 tahun itu dalam status bebas transfer menyusul kontraknya sudah berakhir Juni, karena mereka kesulitan memangkas utang menggunung sebesar 1,2 miliar euro (Rp20,2 triliun).

Messi sudah bersedia gajinya dipangkas 50 persen, dan studi menunjukkan nilai komersial Messi untuk klub itu jauh melebihi gajinya yang selangit itu.

Namun, utang menggunung itu dan keharusan mematuhi batasan gaji liga Spanyol yang ketat memaksa Messi hengkang.

Mantan penyerang Barcelona, Lionel Messi. [Pau BARRENA / AFP]
Mantan penyerang Barcelona, Lionel Messi. [Pau BARRENA / AFP]

Klub Katalan itu menghamburkan 222 juta euro (Rp3,75 triliun) yang diterima dari PSG pada 2017 menyusul transfer Neymar dengan belanja lebih dari 100 juta euro untuk pemain-pemain seperti Philippe Coutinho, Antoine Griezmann, dan Ousname Dembele.

Baca Juga:Kabar Lionel Messi Gabung PSG Makin Santer, Saham Sejumlah Perusahaan di Prancis Melonjak

Presiden Joan Laporta mengakui kerugian selama musim lalu saja mencapai hampir 500 juta euro (Rp8.45 triliun) dan menandaskan dia tak mau "menggadaikan" masa depan Barca hanya demi pemain, termasuk Messi.

Klub-klub di dua divisi teratas Spanyol menelan kerugian pendapatan sebesar 2,013 miliar euro (Rp34 triliun) selama musim 2019-2020 dan 2020-2021 akibat dampak pandemi virus corona.

Aturan La Liga menyebutkan klub Spanyol dilarang melampaui batas gaji total yang telah ditetapkan oleh liga itu sendiri yang dalam kasus Barca adalah 348 juta euro (Rp5,8 triliun) selama musim lalu, itu pun turun dari 671,4 juta euro (Rp11,3 triliun) dari musim sebelumnya.

Musim lalu Barca masih dibolehkan melewati batas itu tetapi sekarang La Liga sudah tak mau menolerir penyimpangan lebih jauh.

Laporta mengakui bahwa tagihan gaji Barca dengan Messi bakal mencapai 110 persen dari pendapatan klub itu. Mempertahankan Messi akan membuat beban gaji menjadi terlalu tinggi sehingga pemain ini tak bisa dipertahankan.

Tak boleh ada kontrak baru, termasuk Messi

Sejumlah kalangan bertanya mengapa Messi, seandainya pemain ini sangat mencintai klub, tidak bisa bertahan dan bermain tanpa bayaran.

Jawabannya akan sangat menggelikan jika pemain terbaik di dunia itu mau atau harus menyetujui usul itu. Ini mustahil terjadi.

Lionel Messi tidak bisa menahan tangis setelah dipastikan meninggalkan Barcelona, klub yang dibelanya sejak 2000. (AP Photo/Joan Monfort)
Lionel Messi tidak bisa menahan tangis setelah dipastikan meninggalkan Barcelona, klub yang dibelanya sejak 2000. (AP Photo/Joan Monfort)

Tanpa sejalan dengan aturan batas gaji, Barcelona dilarang mendaftarkan pemain baru. Mengingat kontrak Messi sebelumnya telah berakhir Juni lalu, maka dia akan dianggap sebagai pemain baru.

Itu juga menimbulkan pertanyaan seputar rekrutan musim panas ini yang telah diumumkan klub, di mana Memphis Depay, Sergio Aguero dan Eric Garcia sudah direkrut dengan status bebas transfer dan Emerson Royal bergabung dari Real Betis.

Sejumlah kalangan mungkin bertanya mengapa La Liga tidak bisa fleksibel, mengingat Messi menjadi daya tarik global besar untuk sepak bola Spanyol.

UEFA telah melonggarkan aturan keuangan yang adil guna membantu klub yang terdampak pandemi, tetapi liga Spanyol bersikukuh tak mau memberikan kelonggaran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak