Harmoko Meninggal Dunia, Gus Nadir Ungkit Prestasi Harmoko Membredel Majalah Tempo

Banyak dari pejabat hingga tokoh publik turut mengucapkan bela sungkawa atas kepergiannya.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 05 Juli 2021 | 09:23 WIB
Harmoko Meninggal Dunia, Gus Nadir Ungkit Prestasi Harmoko Membredel Majalah Tempo
Menteri penerangan era Soeharto, Harmoko [ANTARA]

SuaraSurakarta.id - Eks Menteri Penerangan era Presiden Soeharto, Harmoko meninggal dunia di RSPA Gatot Soebroto, Jakarta, Minggu (4/7/2021) malam.

Kepergian pria asal Ngajuk itu langsung jadi perhatian publik di media sosial. Banyak dari pejabat hingga tokoh publik turut mengucapkan bela sungkawa atas kepergiannya.

Salah satu Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) yang turut kehilangan sosok Harmoko ialah Nadirsyah Hosen. Pria yang akrab disapa Gus Nadir ini turut mengucapkan bela sungkawanya atas wafatnya mantan Menteri Penerangan tersebut.

Lantas Gus Nadir mencoba mengenang salah satu prestasi sosok Harmoko itu menurutnya ketika membredel Majalah Tempo.

Baca Juga:Harmoko Meninggal Dunia, Fadli Zon Kenang Mesin Tik dan Kopiah Pemberian Almarhum

Pak Harmoko wafat. Mantan Menteri Penerangan, Ketum Golkar, Ketua DPR/MPR di masa orde baru yg terkenal dg ujarannya: “atas petunjuk bapak Presiden.” Membredel majalah Tempo adalah salah satu 'prestasinya'," cuit Gus Nadir melalui akun twitter @na_dirs.

Selain itu, Gus Nadir juga mengenang sosok Harmoko sebagai orang yang malah mendukung Soeharto mundur dari kursi Presiden Indonesia.

"(Harmoko) pendukung Soeharto yg berbalik arah meminta Presiden mundur. Al fatihah," jelas Gus Nadir.

Sontak saja cuittan Gus Nadir itu pun jadi sorotan warganet. Tak sedikit dari warganet yang bahkan tidak menyukai cuittan Gus Nadir karena mengungkit hal-hal jelek almarhum.

"Yg Anda kategorikan kesalahan seseorg ketika menjabat, diumbar saat meninggalnya. Memprihatinkan," ucap akun @koko_dhoni.

Baca Juga:Eks Menteri Penerangan Harmoko Meninggal Dunia, Ini Rekam Jejak Karier Politiknya

"Knp sich hrs diungkap lagi kesalah²nya bukankh trhadap org yg meninggal kita di anjurkn untuk tdk membicarakn kembali kesalahn²nya," cetus akun @EAdalusy.

"Kok twit ini bahasa nya mengungkit masa lalu seseorang yg sudah wafat.. kok kiyai besar buat twit nya gitu ya," ujar akun @Mr_Fajri.

"Koran Sinar Harapan jg dia bredel.
Al fatihah," sahut akun @heruprabowo62.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini