Jateng Sehari di Rumah Saja, Bupati Sragen: Malah Takut Banyak yang Hamil

Kebijakan itu digagas mengingat hasil evaluasi, pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jateng dinilai juga menunjukkan hasil yang belum optimal.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 02 Februari 2021 | 07:12 WIB
Jateng Sehari di Rumah Saja, Bupati Sragen: Malah Takut Banyak yang Hamil
Kebijakan akhir Rumah Saja dikhawatirkan meningkatkan angka kehamilan di Jateng. [Ilustrasi/Elements Envato]

SuaraSurakarta.id - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mewacanakan program di Rumah Saja saat akhir pekan guna menekan angka penyebaran Covid-19.

Kebijakan itu digagas mengingat hasil evaluasi, pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jateng dinilai juga menunjukkan hasil yang belum optimal.

Namun, ada pendapat lucu dikeluarkan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati berkaitan dengan kebijakan itu. Bahkan Yuni menilai ada kekhawatiran sendiri dari rencana itu.

Kekhawatiran yang dimaksud adalah angka kehamilan bakal bertambah jika kebijakan tersebut benar-benar dilaksanakan.

Baca Juga:Tanya Cita-cita, Ganjar Pranowo Ngakak Dengar Jawaban Anak Ini

"Saya hanya khawatir banyak yang hamil itu aja. Khawatir tingkat kehamilan langsung tinggi kalau di rumah," ungkap Yuni sembari bercanda.

Selain itu, politisi PDI Perjuangan itu juga menyoroti kekompakan di seluruh Jawa Tengah, mengingat implementasi PPKM dan regulasi yang dijalankan selama 2 tahap ini, masing-masing daerah berbeda-beda.

Jika hal itu masih terjadi, lanjut dia, kebijakan sehari dua hari di Rumah Saja bisa menimbulkan permasalahan baru.

Dia menilai apabila ada penerapan aturan yang jelas, masyarakat menurutnya akan konsisten dalam penerapan aturan dan tidak memberontak.

"Apakah nanti akan ada program Jateng berdiam diri dua hari di rumah itu berhasil atau tidak, saya kira konsisten dan komitmen kita aja untuk menegakkan," paparnya.

Baca Juga:Ganjar Pranowo Pakai Baju Adat Melayu, Budayawan Riau Soroti Tanjak

Sebelumnya, Ganjar Pranowo menyebut kebijakan itu layak dicoba mengingat peningkatan kasus Covid-19 tetap terjadi.

Ganjar mengatakan bahwa gerakan Jateng di Rumah Saja bisa mengurangi mobilitas masyarakat di luar rumah.

"Jadi kita coba menahan diri dua hari saja. Dengan cara itu, maka potensi terjadinya kerumunan pasti tidak terjadi dan bisa menyetop penyebaran Covid-19," tegas Ganjar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini