SuaraSurakarta.id - Adnan Oktar, pendakwah dan penulis buku-buku Islam, yang dikenal dengan nama Harun Yahya, dijatuhi hukuman penjara 1.075 tahun dan setelah dinyatakan bersalah dalam kasus kejahatan seksual.
Vonis ini dikeluarkan oleh pengadilan di Istanbul, Turki, hari Senin (11/01).
Menurut stasiun televisi NTV, kejahatan yang dituduhkan ke Oktar mencakup serangan seksual, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penipuan, dan upaya melakukan mata-mata politik dan militer.
Jaksa mengatakan Oktar memimpin organisasi yang digambarkan sebagai organisasi kriminal.
Baca Juga:Penentang Evolusi Darwin, Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun Penjara
Pengadilan terhadap Oktar digelar sejak September 2019 setelah ia ditangkap oleh polisi Turki di Istanbul bersama 235 pengikutnya pada 2018.
- Islam semakin laku sebagai komoditas politik di Pemilu Turki?
- Menteri Turki ditolak mendarat di Belanda, warga Turki gelar demo
- Bocah Aleppo yang jadi bintang di Twitter bertemu presiden Turki
Saat ditangkap pada 2018, ia diduga mendirikan kelompok penjahat, melakukan penipuan, dan tindak pelecehan seksual.
Menurut kantor berita Turki, Anadolu, polisi melakukan penggerebekan di beberapa tempat di Turki, termasuk di lima provinsi yang berbeda dan di berbagai lokasi properti milik Oktar.
Polisi mengatakan mereka mencari bukti kejahatan finansial yang diduga dilakukan oleh Oktar.
Oktar ditangkap di rumahnya di Istanbul, di kawasan Cengelkoy, yang merupakan bagian Asia dari kota ini.
Baca Juga:Harun Yahya Dihukum Penjara Lebih 1.000 Tahun, Ini Kejahatannya!
Ini untuk kedua kalinya organisasi yang ia jalankan berusan dengan pihak berwajib yang berujung dengan penahanan dirinya.
Pada 1999 lalu ia ditahan dengan tuduhan melakukan intimidasi dan mendirikan kelompok penjahat, namun penyelidikan atas kasus ini kemudian dihentikan.
Oktar yang dikenal sebagai figur flamboyan ini mendirikan organisasi Islam di Istanbul pada 1980-an dan pengaruh serta kekayaannya bertambah secara signifikan, walau bagi pihak luar, sulit memahami dari mana persisnya asal kekayaannya.
Ideologi
Tergantung dari mana Anda melihat, Oktar bisa disebut sebagai 'pemikir yang berbahaya' atau 'pemikir yang berpengaruh'.
Yang pasti, ia dikenal aktif mengkampanyekan gerakan anti-Semitisme. Ia menolak Holokaus.
Selain itu, ia percaya bahwa semua yang ada di alam semesta ini diciptakan Tuhan dan menentang keras teori evolusi Charles Darwin.
Dalam wawancara dengan wartawan BBC Andrew Marr pada 2010, Oktar mengatakan bahwa teori Darwin adalah sumber inspirasi utama para teroris era modern.
"Hitler, Mussolini, Stalin dan banyak teroris terkenal lainnya dengan jelas mengatakan bahwa pemikiran mereka dipengaruhi oleh Darwin... tanpa Darwin tidak akan ada terorisme," tegas Oktar.
Ia menegaskan Hitler bisa berkuasa atas peran yang ia sebut sebagai 'elemen negara Inggris'.
Ini adalah teori konspirasi yang mengklaim bahwa terdapat kelompok yang sangat kuat yang punya hubungan dengan pemerintah dan militer yang punya kapasitas memanipulasi dan mengontrol kebijakan pemerintah.
Setelah serangan teroris pada 11 September di Amerika Serikat, Oktar mulai menunjukan dirinya sebagai pegiat lintas agama, seseorang yang mendukung dialog antaragama dan membantu perang terhadap terorisme internasional.
Beberapa tahun lalu, Oktar meluncurkan saluran TV, yang ia manfaatkan sebagai medium untuk menyebarkan keyakinan dan intepretasinya atas Islam.
Di acara yang disiarkan saluran ini, ia tampil dikelilingi beberapa layar komputer dan para perempuan muda setengah telanjang.
Oktar menerbitkan sejumlah buku dengan nama pena Harun Yahya dan beberapa bukunya mengklaim ia telah membongkar 'kerja sama rahasia' yang dilakukan oleh pemerintahan bayangan Inggris di Turki dan di kawasan.
Ia mengatakan investigasi yang ia lakukan menjadi alasan mengapa organisasinya mendapatkan tekanan dan didakwa melakukan tindak kejahatan.
Namun pria yang menentang sistem presidensial di Turki ini malah mendukung penuh Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang belum lama ini terpilih kembali menjadi presiden dengan menggambarkan Erdogan sebagai 'pejuang muda yang berani'.
Gaya hidup flamboyan
Selain berpandangan kontroversial, Oktar diketahui suka bergaya hidup mewah dan ini bisa dilihat dari foto-foto yang diunggah ke media sosial.
Ia tinggal di sebuah Villa mewah di Istanbul dan sering difoto bersama perempuan-perempuan berbusana minim.
Para pengikutnya terlihat tinggal di apartemen mewah yang berlokasi di kawasan eksklusif di kota tersebut, biasanya mereka terdiri dari tiga sampai empat orang dalam satu kelompok.
- Erdogan tunjuk menantunya menjadi menteri keuangan Turki
- Mengapa Presiden Turki Erdogan perlu mempercepat pemilu?
- Tersangka kudeta Turki diharuskan pakai seragam cokelat
Menurut media di Turki, para pengikutnya memiliki pekerjaan tetap sedang sebagian lainnya bekerja untuk organisasinya dan bertugas menulis buku, melakukan promosi ke media maupun melakukan perekrutan anggota baru.
Dengan menggunakan nama pena Harun Yahya, ia menulis beberapa buku mengenai teori evolusi dengan pesan bahwa evolusi 'adalah kebohongan'.
Ribuan buku yang diberinya judul 'Atlas of Creation' (Atlas Penciptaan) dikirim kepada para pejabat pemerintah, diplomat asing dan juga wartawan.
Dia juga dikenal sering menggelar iftar atau buka puasa bersama di bulan Ramadan di hotel eksklusif di Istanbul, dengan mengundang media, organisasi internasional, dan para politisi.
Para perempuan pendamping
Yang mungkin paling kontroversial dari kehidupan Oktar adalah para pengikut perempuannya, yang sering terlihat memakai kosmetik tebal dan berpakaian minim.
Beberapa bekas pengikutnya -yang sekarang tentunya tak aktif di organisasi ini- mengklaim bahwa Oktar mencuci otak para pengikut perempuan ini, mengancam mereka, dan menjadikan mereka sebagai 'budak seks'.
Menurut beberapa laporan, kelompok Oktar mengirim orang-orang terpercaya untuk mencari para perempuan cantik dan laki-laki tampan dari keluarga mapan untuk direkrut menjadi anggota atau pengikut.
Diduga sebagian besar perekrutan anggota baru biasanya terjadi di universitas-universitas swasta.
Banyak keluarga yang menyampaikan bahwa jika seorang perempuan direkrut oleh organisasi Oktar, maka mereka akan kehilangan kontak dengan keluarganya dan pihak keluarga tidak akan pernah bisa bertemu dengan mereka.
Saat memberikan bukti dalam penyelidikan polisi pada 1999, mereka mengklaim bahwa para perempuan yang direkrut itu kemudian akan dibujuk untuk berpartisipasi dalam kegiatan seks dan kegiatan tersebut akan difilmkan atau difoto.
Belakangan foto atau video akan digunakan untuk mengancam mereka yang mencoba untuk meninggalkan atau pun menentang kelompok sekte tersebut.
Ketika itu, Ebru Simsek, seorang model Turki menuduh organisasi pemujaan ini telah memerasnya dengan menggunakan ancaman video seks.
Menurut bekas anggota organisasi, apabila seorang perempuan menikah dengan Oktar maka dia akan menjadi 'saudara perempuan' dan setelah menjadi 'saudara perempuan', tak seorang pun dari 'murid' laki-laki Oktar -yang diberi sebutan 'singa'- diizinkan untuk melakukan hubungan seksual dengan mereka.
Bekas anggota ini juga mengatakan, jika anggota tidak menjadi 'saudara perempuan', maka ia akan menjadi 'motor', sebuah istilah populer untuk menggambarkan perempuan yang tidur dengan banyak laki-laki.
Anggota laki-laki dari kelompok organisasi Oktar dibolehkan mendekati mereka dan melakukan hubungan seks.
Atas klaim-klaim ini, di masa lalu Oktar mengatakan bahwa ini semua adalah serangan terhadap dirinya dan organisasinya, sebagai bagian dari konspirasi global, yang digalang oleh lembaga intelijen Inggris.
Sahabat Israel
Meski mengkritik agama Yahudi, Oktar memiliki hubungan yang baik dengan Israel dalam beberapa tahun belakangan.
Baik dirinya maupun para pengikut organisasinya mengunjungi Israel dalam berbagai kesempatan dan telah bertemu petinggi pendeta Yahudi dan juga para politisi.
Pejabat senior Israel juga membalas kunjungan ini dengan menjumpai Oktar di Turki.
Yang pernah bertemu Oktar di Turki antara lain adalah Ayoub Kara, menteri komunikasi Turki dan anggota parlemen Israel dari Partai Likud.
Kara tampil di stasiun TV milik Oktar, dengan mengatakan, "Saya sangat senang ketika saya di sini di Turki, mendengarkan (Oktar)".
Senada dengan Kara, rabi utama Tel Aviv, Yisrael Meir Lau, di acara TV Oktar mengatakan, "Saya ingin berterima kasih (kepada Anda) atas sambutan yang hangat ini, terima kasih atas undagannya dan terima kasih sudah diberi kesempatan untuk bertemu."
Pada 2017, Oktar mengirim delegasi untuk mengunjungi parlemen Israel, Knesset, bertemu dengan para pejabat senior dan diperkenalkan secara langsung kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.