Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 20 Maret 2025 | 15:47 WIB
Presiden ke-7 Jokowi saat ditemui di kediamannya, Kamis (20/3/2025). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Ketua DPP PDIP Puan Maharani meminta kepada semua kader PDIP untuk menahan diri dan menghentikan perseteruan dengan Presiden ke-7 RI, Jokowi.

Permintaan Puan Maharani mendapat tanggapan dari Jokowi. Jokowi bahkan menyebut yang memulai siapa.

"Loh yang memulai itu siapa. Kita tidak ada anu apa-apa (masalah)," terang dia saat ditemui dikediamannya, Kamis (20/3/2025).

Jokowi menegaskan tidak ada masalah dengan siapapun termasuk sama PDIP.

Baca Juga: Kaget Rumah Ridwan Kamil Digeledah KPK, Ini Komentar Jokowi

"Tidak ada masalah," ungkapnya.

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani dan Ketum PDIP Megawati Sukarnoputri (Instagram)

Seperti diketahui, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengingatkan kepada semua kader PDIP untuk menghentikan perseteruan dengan Presiden ke-7 Jokowi.

Ketua DPR RI ini juga minta agar menghentikan perdebatan yang hanya menyebabkan pecah belah.

"Jadi sudahi hal-hal yang kemudian hanya membuat kita ini terpecah belah, sudahi hal-hal yang membuat kita ini kemudian hanya berkutat dengan hal-hal yang kemudian membuat kita itu saling berprasangka," jelas dia.

"Apalagi ini bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah. Marilah kita berpikir positif dan kemudian ayo kita sama-sama bangun bangsa ini bersama-sama dengan berpikiran positif," tandas Puan.

Baca Juga: Hashim Djojohadikusumo Bawa Pesan dari Prabowo untuk Jokowi, Apa Itu?

Sebelumnya, pengamat politik Yusak Farhan memperkirakan perang terbuka antara Joko Widodo dengan PDIP akan terus memasuki lembaran-lembaran baru.

Perseteruan Jokowi dan PDIP yang berkelanjutan tersebut berpotensi mengganggu stabilitas pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

"Kalau jokowi berkelahi terus dengan PDIP, prabowo yang repot. Stabilitas pemerintahan bisa terganggu," ujar Yusak kepada Suara.com, Senin (17/3/2025).

Kekinian menurut Yusak, Jokowi sedang bermain drama agar mendapat simpati dan dukungan publik. Imbas dari perseteruan tersebut, keduanya kemungkinan saling bongkar kasus.

"Tidak menutup kemungkinan kedua kubu akan saling bongkar kasus-kasus baru. Ini yang akan merepotkan Prabowo di tengah upaya menjaga keseimbangan antarkeduanya," kata Yusak.

Yusak menilai pernyataan Wakil Ketua Umum (Waketum) Pro Jokowi (Projo) Freddy Damanik yang menyebut Joko Widodo bukan tidak mungkin menghancurkan PDIP bukan sekadar ancaman. Menurutnya Jokowi memang tidak tinggal diam sejak lama.

Yusak menyebut, kalaupun selama ini Jokowi terkesan "diam", bukan berarti Presiden ke-7 RI tersebut tidak melawan PDIP. Ia berujar sejak Pilpres, Jokowi sudah menyatakan perang terhadap PDIP.

"Jadi kalau Projo mengancam Jokowi akan menghancurkan PDIP jika diserang terus, ya operasi penghancuran itu sebenarnya sedang dijalankan," kata Yusak.

Wakil Ketua Umum (Waketum) Pro Jokowi (Projo) Freddy Damanik menanggapi soal pernyataan politisi PDI Perjuangan, Guntur Romli soal sikap kontroversi presiden ke-7, Joko Widodo.

Kontroversi ini karena Joko Widodo mengaku hanya bisa diam saat dicela. Namun menurut PDIP, Jokowi selalu menanggapi ke media. Bahkan layaknya minum obat, bisa tiga kali dalam sehari.

Menurut Freddy, kesabaran seseorang memiliki batas. Tidak mungkin seseorang hanya diam secara terus menerus, meski telah dihina, dicela, bahkan difitnah.

"Faktanya selama ini memang beliau selalu diam setiap dicela, dihina, difitnah, tapi semua orang mempunyai batas kesabaran, termasuk seorang Jokowi yang juga merupakan manusia biasa yang mempunyai batas kesabaran," kata Freddy, saat dikonfirmasi, Minggu (16/3/2025).

Freddy juga menilai saat ini PDIP telah di luar batas. PDIP sudah dianggap sangat keterlaluan terhadap mantan Walikota Solo ini.

"Kami melihat PDIP sudah sangat keterlaluan kepada Jokowi, PDIP lupa bahwa Jokowi adalah Presiden 2 periode yang banyak pendukung dan dicintai rakyat," jelasnya.

Freddy kemudian juga menyinggung soal Pilpres 2024. PDIP yang saat itu mengusung Ganjar-Mahfud harus menelan pil pahit lantaran kalah dalam perolehan suara.

"Lihat saja di Pilpres 2024 begitu Jokowi memainkan kekuatannya maka calon PDIP langsung terkapar hanya dapat 16 persen," katanya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More