SuaraSurakarta.id - Persatuan Jaksa (Persaja) Boyolali memperingati Hari Antikorupsi Sedunia yang jatuh pada tanggal 9 Desember lewat lomba mural.
"Persaja Boyolali berkolaborasi dengan Mural Ceria dan Mowilex melaksanakan lomba Mural Ceria dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Sedunia yang jatuh tanggal 9 Desember," kata Kepala Kejaksaan Negeri Boyolali Tri Anggoro Mukti, Sabtu (7/12/2024).
Ia mengatakan tujuan dari kegiatan tersebut agar masyarakat dari seluruh kalangan menganggap pentingnya bahaya korupsi.
"Harapannya pesan antikorupsi ini bisa tersampaikan pada khalayak ramai khususnya masyarakat Boyolali," jelas dia.
Selain itu, melalui kegiatan tersebut pihaknya juga ingin memperkenalkan Kantor Kejaksaan Negeri Boyolali kepada masyarakat.
"Kami ingin mengenalkan bahwa Kantor Kejaksaan Negeri Boyolali dapat diakses semua masyarakat. Mungkin selama ini kalau ada yang menganggap angker masuk ke instansi pemerintah khususnya aparat penegak hukum, kami ingin menghilangkan kesan itu," paparnya.
Ia mengatakan langkah tersebut sesuai dengan perintah Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk menekankan penegakan hukum tajam ke atas humanis ke bawah.
"Itu yang selalu ingin kami sampaikan bahwa kami selalu dekat dengan masyarakat Boyolali. Kalau ada persoalan hukum dapat berkonsultasi dengan kami," tegasnya.
Terkait dengan lomba mural, dikatakannya, awalnya ada sebanyak 129 peserta yang memasukkan desain karyanya melalui daring. Selanjutnya, pihaknya melakukan seleksi menjadi sepuluh besar.
Baca Juga: PRO LUGAS 313: 7 Kabupaten Konsolidasi Akbar Deklarasi Pemenangan Ahmad Luthfip Taj Yasin
"Kemudian terseleksi lagi jadi lima besar dan kami aplikasikan di dinding Kantor Kejari Boyolali, kesan angker makin hilang, masyarakat jadi lebih terbuka," katanya.
Salah satu finalis dari Young Surakarta Ilham Nur Fatoni mengatakan desain mural antikorupsi yang diusungnya menggambarkan seorang anak yang membawa seekor tikus.
"Tikus itu kan simbol kerakusan. Selain itu juga ada aksen padi dan emas yang menggambarkan Indonesia adalah lumbung padi, punya sumber daya alam yang banyak. Kalau terus dikorupsi, generasi yang akan datang mau makan apa. Jadi anak ini kami gambarkan berburu tikus di lumbung padi," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Polres Sukoharjo Bongkar Jaringan Pengedar Sabu 213 Gram, Dua Pelaku Diciduk di Bendosari
-
Terungkap! GKR Timoer Pastikan Surat Wasiat PB XIII yang Tunjuk PB XIV Ada, Bukan Isapan Jempol
-
Akhir Pekan Makin Asyik! Ada Saldo DANA Kaget Rp299 Ribu, Sikat 4 Link Ini
-
Momen Sejarah! 3 Janji Agung Pakubuwono XIV Purboyo Saat Dinobatkan di Watu Gilang
-
Gibran Terseret Pusaran Takhta? Hangabehi Bongkar Fakta Pertemuan: Bukan Soal Restu Raja Kembar