SuaraSurakarta.id - Dinkes Boyolali menyebutkan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga November 2024 sebanyak 32 kasus. Jumlah itu menurun dibanding bulan sebelumnya mencapai 70 kasus.
Kepala Dinkes Boyolali dr. Puji Astuti di Boyolali, mengatakan kasus DBD di wilayah Boyolali, pada bulan Oktober mencapai 70 kasus dan kini November tercatat menurun 32 kasus, sehingga total sejak Januari hingga November 2024 mencapai 918 kasus.
Namun, jumlah kasus DBD di Boyolali hingga November 2024 ini, dua kali lipat lebih dibanding pada tahun sebelumnya hanya 400 kasus.
Dia mengatakan kasus DBD hingga bulan November 2024 total ada 918 kasus dengan angka kematian 10 kasus.
"Kami pada November ini, ada tambahan 32 kasus. Pada musim hujan saat ini, hal yang perlu diwaspadai adanya genangan air," kata Puji Astuti melansir ANTARA, Senin (25/11/2024).
Sehingga, masyarakat harus berusaha paling tidak melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHPS) dengan gerakan menguras, menutup, dan mengubur (3M) tempat penampungan air, serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Dinkes terus berupaya meminimalisir lonjakan kasus penyakit DBD di Boyolali. Salah satu caranya dengan terus mensosialisasikan penerapan pola 3M plus.
Dinkes Boyolali terkait kasus DBD tersebut terus mengimbau kepada masyarakat untuk tidak henti-hentinya melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus yang sudah diperkenalkan sejak dulu.
Masyarakat jangan lengah melakukan pembersihan sarang nyamuk (PSN), Waspadai telur nyamuk yang menempel di dinding bak mandi bisa bertahan hingga enam bulan kondisi kering jika kena air akan menetas.
Baca Juga: Konflik di Pasar Nogosari Boyolali, Pedagang Menolak Dipindah, Ini Alasannya
Kasus DBD di Boyolali kini terus menurun dan semoga gerakan PSN dan gerakan masyarakat (Germas) dengan cara bersih-bersih secara serentak dalam satu lingkungan wilayah kecamatan. Sehingga, tidak hanya memindahkan nyamuk ke tempat yang lain.
"Kami sudah terus menerus mengingatkan untuk Gerakan PSN Plus. Dan, pada tahun ini, kami juga ada lomba Desa Bebas Jentik dan Sekolah Bebas jentik," jelas dia.
Menurut dia, penilaian lomba tingkat desa dan sekolah sudah dimulai sejak Januari 2024 hingga November ini. Pihaknya tinggal menentukan pemenang, akan disampaikan saat puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN), tanggal 12 Desember mendatang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
10 Lokasi di Kota Solo Ini Bakal Ramai Dikunjungi Saat Tahun Baru, Awas Macet Total!
-
Aria Bima Resmi Pimpin DPC PDIP Kota Solo, Tak Ada Nama FX Rudy dan Teguh Prakosa dalam Kepengurusan
-
Penggugat Citizen Lawsuit Ijazah Jokowi Serahkan 33 Alat Bukti, Sebagian Tidak Valid
-
Nissan Serena vs Toyota Voxy, 8 Fakta Penentu MPV Keluarga yang Lebih Layak Dipilih
-
7 Layanan Sewa Motor di Solo yang Pas Buat Liburan Akhir Tahun 2025