SuaraSurakarta.id - Perajin Batik Kampung Wisata Batik Laweyan membuat batik bermotif peta Indonesia di Mahkota Batik Laweyan, Rabu (2/10/2024).
Ada sejumlah perajin yang merupakan pelajar dan mahasiswa yang membuat batik motif peta Indonesia. Mereka pelajar dari berbagai daerah di Indonesia yang belajar di Kota Solo.
Tiap pelajar itu membuat peta dari daerah atau pulau asalnya. Sehingga di desain sesuai daerah masing-masing.
Mereka mengaku awal belajar membatik memang susah tapi lama-lama biasa. Hanya butuh konsentrasi saja.
"Ini tadi membatik peta Indonesia. Motifnya itu di desain sesuai ciri khas daerah masing-masing, seperti Sulawesi ciri khas batiknya kayak gimana," terang pelajar dari Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sarmila (17) saat ditemui, Rabu (2/10/2024).
Menurutnya yang digambar itu motif-motif yang ada tiap daerah, seperti kalau di Sulawesi ada huruf lontara terus di Toraja ada khasnya.
Untuk proses awalnya itu digambar atau didesain terlebih dahulu, kemudian dicetak dan di canting.
"Mendesainnya itu kemarin terus harus hari ini di canting. Jadi ini bareng-bareng mencantingnya," kata siswa SMK N 3 Gowa.
Sarmila mengaku tidak sudah susah, karena di sekolah sudah diajari membatik terus dilanjutin di sini. Kalau yang agak susah itu pas mencanting, ada yang tidak tembus dan harus diulang lagi.
Baca Juga: Kronologi Belasan Siswa di Wonogiri Tertimpa Pohon Saat Upacara Hari Pramuka
"Kalau pas mendesain mudah, karena bareng-bareng buatnya," sambung dia.
Di Gowa, lanjut dia, juga ada batik tapi motifnya itu sedikit tidak seperti Solo. Kalau di Gowa motifnya kapal atau pinisi, terus topi patonro juga sering dijadikan motif batik.
"Di sana juga ada batik tapi tidak banyak. Proses pembuatannya sama mulai dari didesain lalu di canting," ungkapnya.
Hal senada juga disampai Cinta Pena Cahya (17) mengatakan sangat seru sekali tadi membatik. Tidak ada kesulitan meski harus diulang karena pas canting tidak tembus.
"Asyik sekali. Tadi buat batik motif peta Indonesia, kebetulan di sini ada anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia," jelas dia.
Soal makna hari batik, harus dilestarikan dan jangan sampai punah. Karena tiap daerah di Indonesia punya batik dengan motif khasnya masing-masing.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Drama Keraton Surakarta Memanas Lagi, Aksi Bongkar Gembok Pintu Keraton Coreng Kunjungan Pemerintah
-
Usai Temui Jokowi, Ratusan Relawan Semut Ireng Langsung Gabung ke PSI?
-
Kubu PB XIV Purboyo Ganti Semua Pintu Gembok di Keraton Solo, Pekerja Revitalisasi Diminta Keluar
-
Penjelasan Resmi Rosalia Indah Terkait Video Viral Pengemudi: Sanksi Tegas Telah Ditetapkan
-
Gagal Ganti Nama di KTP, Upaya Raja Keraton Solo PB XIV Terganjal Potensi Sengketa