SuaraSurakarta.id - Bawaslu Kota Solo meulai memetakan wilayah kerawanan menjelang Pilkada Solo 2024.
Ketua Bawaslu Kota Solo Budi Wahyono menjelaskan, peta kerawanan pada tahun 2024 ini menjadi basis untuk kemudian melakukan pemetaan secara dini segala potensi yang menghambat atau mengganggu pemilu serentak berjalan secara demokratis.
"Tahun 2024 akan dilaksanakan pilkada serentak di Indonesia, Bawaslu RI dan jajaran di bawahnya (kabupaten/kota) membuat pemetaan kerawanan di setiap daerah," kata dia dilansir dari ANTARA, Rabu (11/9/2024).
Menurut dia, kerawanan ini berdasarkan Pemilu 2024 maupun Pilkada 2020. Indikator pemetaan ini terbagi menjadi empat dimensi, yakni dimensi sosial politik, dimensi penyelenggaraan pemilu, dimensi kontestasi, dan dimensi partisipasi.
"Ini dipecah lagi jadi 12 sub dimensi, kemudian ada di bawahnya beberapa indikator, ada 61 indikator yang kami pakai jadi dasar kami menyusun peta kerawanan Pilkada 2024," jelas dia.
Indikator yang dipakai, diantaranya apakah ada konflik peserta pemilu, ujaran kebencian atau politisasi SARA atau hoaks yang beredar di masyarakat.
"Selain itu, juga apakah ada intimidasi pada penyelenggara, pemilih, dan peserta pemilu. Ini bagian dari indikator untuk menyusun peta kerawanan, termasuk apakah ada keterlambatan logistik," paparnya.
Ia mengatakan salah satu indikator yang mendasar misalnya ketiadaan pemantau.
Sementara itu, hasil pemetaan kerawanan pemilihan serentak 2024 di Kota Solo merekam kecamatan dengan kategori kerawanan tinggi.
Baca Juga: Dugaan Ancaman Pembunuhan, Ketua PDIP Solo dan Anaknya Dilaporkan ke Polisi
Ia mengatakan terdapat satu kecamatan yang yang dinyatakan mempunyai tingkat rawan tinggi, yakni Kecamatan Banjarsari dan terdapat satu kecamatan yang mempunyai tingkat rawan sedang, yakni Kecamatan Jebres.
Tiga kecamatan lainnya masuk kategori rawan rendah, yakni Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, dan Kecamatan Pasar Kliwon.
"Untuk tingkat kerawanan tinggi ini di antaranya ada pemilih yang tidak memenuhi syarat tapi masuk DPT (daftar pemilih tetap), juga pernah muncul isu SARA di situ, untuk skoring. Secara global, indeks kerawanan pemilu Kota Surakarta masuk kerawanan sedang," tegas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Kuasa Hukum Tersangka Dugaan Korupsi Drainase Stadion Manahan Ajukan Pra Peradilan
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
Polisi Absen Lagi, Sidang Gugatan Citizen Lawsuit Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Ditunda
-
Mantan Pejabat Pemkot Terseret Kasus Korupsi, Wali Kota Solo Wanti-wanti ASN
-
Diduga Korupsi Proyek Drainase Kawasan Stadion Manahan, Eks Pejabat PUPR Tersangka