Tari ini, melambangkan kemenangan pertempuran Rembang 1756, melibatkan tujuh pejuang pria dengan trisula dan busur sebagai simbolisasi heroisme.
Kekuatan tari ini, menginspirasi Rama Soeprapto sebagai kurator, berinisiasi untuk membuat ruang baru ke masa depan dengan mengajak tiga koreografer profesional untuk mengembangkan ke seni tari kontemporer.
Perbedaan latar belakang tiga koreografer ini, atau Arco Renz, Rianto dan Danang Pamungkas, menghadirkan sebuah proses inovasi tari.
Perhelatan 24 jam menari di ISI Surakarta dipimpin oleh Eko Supriyanto selaku koreografer, acara ini berlangsung non-stop selama 24 jam di ISI Surakarta, melambangkan kelahiran dan energi berkelanjutan. Para penari dan koreografer menjelajahi batas kreativitas dalam suasana modern.
Trilogi kesuburan tersebut diharapkan dapat menyambungkan kembali masyarakat modern dengan akar budaya mereka melalui perayaan seni tari yang mendalam dan penuh makna, mengungkapkan kekuatan tradisi dalam konteks yang kontemperor.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Wajib Coba! 3 Kuliner Legendaris Solo yang Bikin Lidah 'Bergoyang' Sampai ke Tulang
-
Sikat 4 Link Ini! Saldo DANA Kaget Rp299 Ribu Siap Bikin Hidup Makin Tentrem
-
Profil KGPH Benowo: Dalang Kondang Adik PB XIII, Sosok Bijak di Tengah Konflik Keraton Solo
-
KGPH Mangkubumi Dinobatkan PB XIV, Kubu PB XIV Purboyo Bakal Tempuh Jalur Hukum
-
Momen Haru Wiranto Antar Jenazah Istri ke Peristirahatan Terakhir, Doa dan Tangis Pecah di Pemakaman