SuaraSurakarta.id - Tak semua ibu hamil merasa bahagia, melainkan terdapat juga kehamilan membuat perempuan mengalami gangguan mental. Benarkah hal itu terjadi?
Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) Lenny Utama Afriyenti S.Psi M.Psi mengatakan gangguan mental yang terjadi pada ibu hamil perlu dikenali yang membuat perasaan ibu tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.
"Kalau pada ibu hamil khususnya ada perasaan tertekan sepanjang hari, ada insomnia atau hypersomnia, jadi kebanyakan tidur atau sulit tidur, kebanyakan makan atau sulit makan," kata Lenny dikutip dari ANTARA pada Senin (22/4/2024).
Lenny mengatakan perasaan stres umumnya memang terjadi pada kehidupan seseorang. Stres bisa berkembang menjadi permasalahan kesehatan mental jika terus menerus dipendam, tidak dikelola dengan baik, dan dialihkan ke masalah lain.
Baca Juga: Catat! Wanita Hamil Disarankan Tidak Konsumsi Daging Kambing Berlebihan, Ini Alasannya
Namun menurut data statistik, sebanyak 47 persen perempuan berisiko mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan laki-laki, dan 25,7 persen anak remaja perempuan melakukan self harm (menyakiti diri sendiri) ketika sedang menghadapi masalah.
Pengajar di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya ini mengatakan, normalnya ibu yang memiliki kesehatan mental yang baik idealnya memiliki suasana hati yang bagus, punya rasa humor dan melihat masalah jadi lelucon, memiliki kontrol diri yang baik, serta aktif dalam kemampuan sosialnya.
Namun jika ibu pascamelahirkan merasakan depresi dengan gejala kesehatan mental yang bermasalah selama 40 hari lebih, baiknya segera diperiksakan pada kepada ahlinya seperti psikolog atau psikiater agar tidak berdampak buruk pada anak.
“Kalau masih terjadi di atas 40 hari, berbulan-bulan masih merasa ada mood depresi, perasaan bersalah, ide bunuh diri, perasaan tidak berharga, mungkin harus segera diperiksakan ke psikiater atau psikolog,” katanya.
Lenny juga mengatakan ibu pascamelahirkan yang mengalami depresi juga akan berdampak pada produksi ASI yang tidak optimal dan bisa berkurang. Selain itu, anak yang dilahirkan juga bisa jadi target pelampiasan ibu yang mengalami depresi.
Baca Juga: Ibu Hamil Sering Sembelit, Ternyata Ini Penyebabnya
Sebab itu perlu dukungan pasangan atau suami saat ibu sedang berjuang menyelesaikan masa tertekannya dalam menghadapi peran baru.
“Kalau kita merasa ada perasaan depresi kita periksakan agar tidak berdampak pada anaknya,” kata Lenny.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler Sepak Bola: 9 Pemain Dicoret, Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 7 Mobil Bekas Senyaman Innova: Murah tapi Nggak Pasaran, Mulai Rp70 Jutaan, Lengkap dengan Pajak
- 9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
- 5 Moisturizer Lokal Terbaik 2025, Anti Mahal Kualitas Setara Brand Internasional
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Budget Rp50 Jutaan, Irit Bahan Bakar dan Performa Oke!
Pilihan
-
4 Rekomendasi Sepatu Lari Mills Cocok untuk Long Run, Nyaman sampai Finish
-
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China, Patrick Kluivert Coret 7 Pemain
-
12 Rekomendasi Motor Bekas Murah Rp3 Jutaan, Bodi Stylish Sparepart Gampang Dicari
-
Ada Bekas Juara Liga Champions, Ini Daftar Klub Elit Eropa yang Incar Jay Idzes
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juni 2025, Multitasking Lancar
Terkini
-
Sensasi Baru Konser Metal: Sugi dan Evi Penyandang Disabilitas, Rasakan Euforia Saosin
-
Akhirnya! Teman Jokowi Tunjukan Ijazah Asli dan Ajukan Gugatan Intervensi
-
Sidang Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Penggugat Bacakan 36 Lembar Gugatan
-
Rezeki Nomplok! Klaim Dana Kaget Sekarang, Tambah Uang Jajan Tanpa Ribet
-
Eks Wali Kota Nilai Sekolah Gratis Beratkan APBD Pemkot Solo