Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 22 Maret 2024 | 23:17 WIB
Dalam bulan suci Ramadan, SMPN 9 Surakarta memberikan santunan kepada 84 siswa yatim dan kurang mampu. Pemberian santunan itu berlangsung di sekolah setempat, Jumat (22/3/2024) sore. [Suara.com/dok]

SuaraSurakarta.id - Dalam bulan suci Ramadan, SMPN 9 Surakarta memberikan santunan kepada 84 siswa yatim dan kurang mampu. Pemberian santunan itu berlangsung di sekolah setempat, Jumat (22/3/2024) sore.

Acara yang diinisiasi Pembinaan Pendidikan Keluarga (Bindikel) SMPN 9 Surakarta mengusung tema 'Kemilau Bindikel Sambut Ramadan 1445 H'.

Ketua Bindikel Inti Kelas VII sekaligus Ketua Pelaksana Bakti Sosial, Dody Widiyanto, menjelaskan ada 84 siswa yang mendapatkan santunan dan berasal dari kelas 7. Masing-masing siswa mendapatkan santunan Rp 75 ribu.

Dody memaparkan, Bindikel merupakan salah satu bentuk pelibatan keluarga dengan satuan pendidikan guna mencapai sinergisitas antara keluarga, satuan pendidikan, dan lingkungan sekitar.

Baca Juga: Ngupil dan Mengorek Telinga Bisa Membuat Puasa Batal atau Tidak? Ini Penjelasannya

Bindikel diisi oleh para orang tua siswa yang dibedakan oleh kelas-kelas yang ada.

"Salah satu program konkret Bindikel Inti Kelas VII di bidang sosial adalah acara bakti sosial dengan memberikan santunan ke siswa," jelas Dody.

Dody berharap bakti sosial itu selain bisa menumbuhkan rasa empati sesama siswa dan keluarga, namun juga bisa menumbuhkan semangat belajar siswa-siswi yang menerima bantuan dan merasa gembira menjalankan ibadah puasa

"Selain itu jangan sampai siswa-siswa ada yang merasa termarjinalkan," paaprnya.

Sementara itu, Kepala SMPN 9 Surakarta Diah Pitaloka menjelaskan, santuan ini diberikan kepada siswa siswi yatim dan yatim piatu serta kurang mampu secara perorangan.

Baca Juga: Ini Jadwal Azan Magrib Kota Solo dan Sekitarnya pada 21 Maret 2024

"Mereka harus tetap semangat belajar dan meraih cita-cita walaupun tanpa orang tua," kata Diah Pitaloka.

Lebih lanjut, Diah menyebut santunan diberikan berbentuk uang agar bisa digunakan untuk keperluan pribadi atau ditabung buat bekal pendidikan.

"Tidak semua siswa beruntung, dengan adanya kegiatan ini, sangat membantu siswa yang kurang beruntung," ucapnya.

Load More