Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 07 November 2023 | 11:16 WIB
Ario Bayu dalam film Sultan Agung. (Youtub Film Sultan Agung)

Namun, pertemuan antara Sultan Agung dan VOC, perusahaan Hindia Timur Belanda, akan membawa tantangan besar. VOC datang ke Indonesia sendiri untuk menguasai perdagangan rempah-rempah dan mengambil alih kontrol atas wilayah-wilayah yang strategis.

Sultan Agung tidak ingin jika Mataram jatuh ke tangan Belanda. Karena itu, konflik antara Mataram dan VOC pun tidak terelakkan. VOC menginginkan kendali atas pelabuhan dan perdagangan di pulau Jawa, sementara Sultan Agung berusaha mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan kerajaannya.

Perang Mataram – VOC

Pada tahun 1628, konflik pun mencapai puncaknya. Sultan Agung menunjukkan kepemimpinan dan strategi militernya yang luar biasa selama konflik tersebut pecah. Ia memimpin pasukannya dalam serangkaian pertempuran sengit melawan tentara Belanda.

Baca Juga: Sultan Agung Resto, Restoran Cantik ala Eropa di Bandung

Meskipun Mataram mengalami beberapa kekalahan, Sultan Agung terus memperjuangkan kemerdekaan kerajaannya.

Akhir Hidup Sultan Agung

Sultan Agung meninggal pada tahun 1645. Meskipun Mataram tidak sepenuhnya berhasil mengalahkan VOC selama masa pemerintahannya. Meski begitu dia tetap menjadi simbol perlawanan dan kegigihan melawan penjajah.

Sepeninggalnya, Sultan Agung terus dikenang dalam sejarah Indonesia sebagai salah satu pahlawan nasional yang memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan negaranya.

Peninggalan Sultan Agung

Baca Juga: Bukan Cuma Ayam Taliwang, Ini 5 Rekomendasi Kuliner Khas Mataram Lombok yang Wajib Dicoba

Sultan Agung meninggalkan sebuah warisan yang kuat di Indonesia. Dia adalah tokoh yang berperan penting dalam mengukuhkan Islam sebagai agama utama di Jawa dan membangun fondasi kuat untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia di masa mendatang.

Load More