SuaraSurakarta.id - Terdapat sejumlah mitos tentang sebuah jalan gang angker di Kota Solo.
Mitos seram mengenai salah satu gang yang ada di Solo yang mana dalam mitos tersebut pejalan kaki dilarang untuk berlari saat melewati gang tersebut.
Mitos memang selalu dikaitkan dengan suatu tempat. Bahkan mitosnya tentang hal misterius yang membuat orang-orang untuk tidak melakukan sesuatu. Namun, mitos sendiri menarik untuk diketahui dan keunikan tersendiri.
Salah satunya adalah mitos yang ada di salah satu gang di Kota Solo. Beredar mitos mengenai Gang Angker di wilayah Kandang Sapi, Mojosongo, Kecamatan Jebres.
Gang ini memiliki panjang sekitar 100 meter dan lebar sekitar 2 meter. Gang ini sepi dan menanjak, sehingga menambah kesan angker.
Menurut mitos yang beredar, Gang Angker ini menjadi angker karena adanya pohon besar yang tumbang di dekat gang tersebut. Pohon besar tersebut tumbang ketika pihak rumah sakit yang berada di area tersebut melakukan pembangunan besar-besaran.
Bau busuk sering tercium di gang ini, terutama di malam hari. Menurut mitos, bau busuk tersebut berasal dari jasad seorang wanita yang dibunuh dan dikubur di gang tersebut.
Selain itu, banyak orang yang mengaku melihat penampakan makhluk halus di gang ini, seperti kuntilanak, genderuwo, dan pocong.
Mitos Gang Angker Solo
Baca Juga: Mengenal Ombak Bono, Mitos Tujuh Hantu di Sungai Kampar Riau
Perlu diketahui kalau terdapat beberapa mitos seram yang berkembang di Gang Angker Solo. Misalnya bau busuk sering tercium di gang ini, terutama di malam hari.
Menurut mitos, bau busuk tersebut berasal dari jasad seorang wanita yang dibunuh dan dikubur di gang tersebut.
Mitos berikutnya penampakan makhluk halus. Banyak orang yang mengaku melihat penampakan makhluk halus di gang ini, seperti kuntilanak, genderuwo, dan pocong.
Mitos lainnya adalah jangan lari. Konon, orang yang lari di gang ini akan dikejar oleh makhluk halus. Lalu jangan membicarakan bau busuk dan konon, orang yang membicarakan bau busuk akan tertimpa kesialan.
Perlu diingat bahwa mitos-mitos tersebut hanyalah kepercayaan masyarakat yang belum terbukti kebenarannya. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos-mitos tersebut.
Bagi sebagian orang, mitos-mitos tersebut merupakan bagian dari budaya dan kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun.
Berita Terkait
-
Bantah Jadi Wali Kota Solo Karena Peran Presiden Jokowi, Gibran: Kita Lewat Proses Fit and Proper Test
-
Ada Nobar Timnas Indonesia Nanti Malam, Ruas Jalan Jenderal Sudirman Solo Ditutup, Catat Jadwalnya
-
Terungkap! Jokowi Minta Megawati Izinkan Gibran Maju Pilwalkot Solo Padahal Belum Penuhi Syarat Partai
Terpopuler
- Kekayaan Hakim Dennie Arsan Fatrika yang Dilaporkan Tom Lembong: Dari Rp192 Juta Jadi Rp4,3 Miliar
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Agustus: Klaim 3.000 Gems dan Pemain 111
Pilihan
-
Menko Airlangga Cari-cari Rojali dan Rohana di Tengah Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen: Hanya Isu!
-
Data Ekonomi 5,12 Persen Bikin Kaget! Tapi Raut Wajah Sri Mulyani Datar dan Penuh Misteri!
-
Harus Viral Dulu, Baru PPATK Buka 122 Juta Rekening Nasabah yang Diblokir
-
Profil Bupati Pati Sudewo yang Menaikkan Pajak 250 Persen
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru Agustus 2025
Terkini
-
Respon FX Rudy Soal Amnesti Hasto Kristiyanto: Hak Preogratif Presiden dan Sesuai Konstitusi
-
Ini Alasan Warga Pembuat Mural One Piece di Semanggi, Suka Menggambar dan Diminta Buat
-
Setelah Wali Kota Solo, Giliran Bupati Sragen Bela Warga Soal Gambar One Piece
-
LPK Hiro-LPK Kamisro Cetak Sejarah, Berangkatkan Driver Bus Profesional ke Jepang
-
Mural One Piece Bikin Geger Solo, Ada yang Dihapus, Ada yang Bertahan