Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 02 Oktober 2023 | 14:04 WIB
Ketua DPP Jarnas Anies Baswedan, Lukman Hakim Hasan saat berbincang dengan awak media di Solo, Senin (2/10/2023). [Suara.com/dok]

SuaraSurakarta.id - Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar resmi menjadi pasangan calon presiden (cawapres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024.

Keputusan cepat terbentuknya pasangan itu disyukuri Ketua DPP Jarnas Anies Baswedan, Lukman Hakim Hasan. Menurutnya keputusan tersebut membuat relawan lebih muda dalam bergerak.

"Kami rasa keputusan itu cukup melegakan, karena sudah ada kepastian soal pasangan," kata Lukman Hakim saat ditemui di Solo, Senin (2/10/2023).

Lukman memaparkan, bergabungnya Muhaimin Iskadar di Koalisi perubahan menjadi sebuah berkah. Apalagi, lanjut dia, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sudah kenal baik sejak lama.

Baca Juga: Ada Capres Masih Nunggu Perintah Juragan, Muslihat Anies Ini Dipuji

"Secara pribadi kan sudah kenal sejak kuliah, sehingga komunikasinya lebih mudah. Karena PKB kuat juga ya, kita pernah pengalaman waktu Pilgub Jateng, Pak Sudirman Said dibantu mereka," jelasnya.

Disinggung mengenai belum masifnya pergerakan relawan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di tatanan akar rumput, Lukman tak menampik masih menunggu pendaftaran 19 Oktober mendatang.

"Masif atau belum itu banyak variabelnya yang masuk, termasuk masalah logistik juga ya. Kita menunggu 19 Oktober nanti saja. Kan secara politik masih bisa berubah," paparnya.

Sementara disinggung pengalaman Pemilu 2019 yang sempat panas, Lukman Hakim mendorong semua pihak untuk mengutamakan kampante damai dan menyejukkan.

Menurutnya, masyarakat semakin dewasa dalam menyikapi pemilu dan tak ingin kembali terpecah-belah seperti Pilpres 2019 lalu.

Baca Juga: Surveinya Disebut Selalu Paling Bawah, Anies Baswedan: Pemilu Itu Tanggal 14 Februari

"Kami berkali-kali menyampaikan tidak usah menjelekkan orang lain. Banyak bicara tentang rekam jejak tentang keberhasilan Mas Anies di Jakarta seperti apa," paparnya.

Dirinya tak menampik adanya keterpecahan opini hingga munculnya istilah cebong dan kampret yang membuat uasana di edisi sebelumnya menjadi tak nyaman.

"Sekarang tidak muncul lagi ya. Ini sebuah dinamika ya dan membuat kita semakin dewasa. Meski beda pilihan dan pendangan, setelah pemilu ya selesai," tegas dia.

Load More