Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 01 September 2023 | 18:16 WIB
Baliho bergambar bacapres Anies Baswedan di Sragen yang dicopot. [Istimewa]

SuaraSurakarta.id - Puluhan baliho bergambar bacapres Anies Baswedan di wilayah Kabupaten Sragen dicopot hingga dibakar. 

Pencopotan hingga pembakaran baliho Anies Baswedan diduga terkait munculnya pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024.

Informasi yang dihimpun, baliho yang dibakar ada di jalan Exit Tol Sragen di Pungkruk, Kecamatan Sidoharjo, Jalan Gabugan-Brumbung, Kecamatan Tanon hingga di Jalan Solo-Purwodadi, Kecamatan Gemolong.

Ketua DPD Partai Demokrat Jateng, Rinto Subekti mengatakan melihat ada kemarahan dari caleg atas sikap tidak konsistennya Partai Nasdem dan Anies Baswedan terhadap proses kesepakatan kerjasama antar parpol. 

Baca Juga: Demokrat Duga Ada Mastermind di Balik Duet Anies-Cak Imin

"Wajar para caleg atau kader melakukan kemarahan. Terkait bentuk kemarahannya, saya mungkin tidak bisa mengindentifikasi satu-satu," terang dia saat dikonfirmasi, Jumat (1/9/2023).

Rinto menegaskan tidak ada instruksi terkait kemarahan para caleg dan kader terhadap proses ini. Apalagi Pak Anies Baswedan sudah memberikan surat permohonan kepada Mas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi wakil presiden pada tanggal 25 Agustus 2023.

"Tapi di tanggal 31 Agustus kemarin, Mas Anies tahu-tahu menginformasikan berpasangan dengan Cak Imin untuk menjadi cawapres. Jadi pantas saja para caleg dan kader pada kecewa," ungkap dia.

Menurutnya itu spontanitas para kader setelah melihat, mendengar di media sosial (medsos), media online soal masalah ini.

"Itukan otomatis. Tidak ada surat instruksi untuk aksi mereka, itu spontanitas saja," sambung anggota DPR RI ini. 

Baca Juga: DPD Demokrat NTB Langsung Instruksikan Kader Turunkan Baliho Anies

Rinto menyebut ada puluhan yang dicopot hingga dibakar. Karena baliho-baliho Itu milik para caleg, relawan, hingga kader.

"Jumlahnya berapa, saya tidak hafal. Ada yang punya caleg, ada yang pasa v relawan, ada yang kader juga. Mungkin puluhan ada," tandasnya.

Rinto menambahkan kekecewaan tersebut tidak hanya dirasakan di Sragen. Namun juga dilakukan di seluruh daerah Indonesia. 

"Itu tidak hanya di Sragen, tapi juga Jateng bahkan Indonesia," pungkas dia.

Kontributor : Ari Welianto

Load More