Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 28 Agustus 2023 | 14:15 WIB
Tukang becak di Kota Solo Bernama Tukiman Trisno Suwito (72). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Tukang becak di Kota Solo Bernama Tukiman Trisno Suwito  (72) menjadi korban prank dengan dalih sedekah dari orang tak dikenal, Minggu (20/8/2023) sekitar pukul 01.00 WIB.

Saat kejadian, sedang tidur pulas di atas becaknya di depan Puskesmas Gajahan Jalan Veteran. Tiba-tiba dibangunkan dengan cara dioyak-oyak oleh seseorang yang turun mobil. 

Kemudian memberikan amplop dan selanjutnya orang yang memberi pergi ke arah timur. 

"Saya pas tidur terus dioyak-oyak oleh seseorang, 'Niki shodaqoh kulo, shodaqoh ibu kulo'," terang Tukiman saat ditemui, Senin (28/8/2023).

Baca Juga: Modus Pelajar SMA di Lampung Tengah Curi Uang Amplop Resepsi Pernikahan: Pura-pura Jadi Tamu Berpakaian Rapi

"Waktu itu saya pas sendirian, tidak ada teman. Kaget tiba-tiba dibangunin," lanjut dia.

Tukiman pun merasa deg-degan saat menerima amplop segepok. Mau dipakai buat apa, karena belum pernah memegang uang banyak.

"Rasa saya deg-degan. Sayakan wedi (takut). Perasaannya saya senang tapi wedi," kata warga Kalijambe, Sragen ini.

Tak berselang lama setelah yang memberi pergi naik pergi, langsung membuka amplop. Ternyata isinya itu kertas dari koran sama minyak. 

"Langsung dibuka dan tak kasih lihat teman saya. Orang yang ngasih itu belum terlalu tua banget, laki-laki pakai mobil dari arah barat terus pergi arah timur," sambungnya.

Baca Juga: Melanie Subono Sempat Cekcok dengan Baim Wong Gegara Prank KDRT, Lecehkan Korban?

"Saat orangnya pergi itu bilang 'assalamu'alaikum' terus tak jawab 'wassalamu'alaikum'," lanjut dia.

Saat amplop dibuka itu kaget ternyata isinya kertas, "Pas dibuka terus saya bilang ternyata cuma kertas. Kok ya kertas kayak gini dikasihkan ke orang. Kok kebangetan sekali sampai kober-kobernya kertas dimasukan ke amplop," paparnya.

Sehari-harinya Tukiman mangkal di Jalan Veteran ini, biasanya di depan Puskesmas Gajahan. Jadi tukang becak itu sudah 30 tahun, sebelum tukang becak itu jualan es keliling.

"Sehari-hari mangkat di daerah sini, sudah 30 tahun. Dari awal di sini terus," sambung dia.

Untuk pendapatan yang diperoleh tidak mesti, kadang satu hari kadang dapat Rp 50 ribu hingga Rp 30 ribu, pernah juga tidak dapat.

"Pendapatan tidak mesti, pernah tidak dapat. Dulu jualan es keliling," ucapnya.

Untuk tinggal kadang di tempat teman, kadang juga tidur di depan Puskesmas Gajahan. Biasanya kalau dapat uang lebih pulang ke Kalijambe. 

"Di sini sendirian, tidur di tempat teman, kadang di depan Puskesmas Gajahan. Ini sudah lama tidak pulang," pungkas dia.

Kontributor : Ari Welianto

Load More