SuaraSurakarta.id - Penataan Kali Anyar sisi timur Jembatan Gilingan, Banjarsari, Solo dinilai warga Cinderejo Lor, Gilingan, Banjarsari bisa meningkatkan nilai ekonomi.
Warga menilai, jika dilakukan penataan dengan mempercantik kawasan tersebut maka akan menarik wisatawan untuk mampir ke sana.
Hanya saja, rencana penataan itu tak kunjung direalisasikan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), meski sudah empat tahun berjalan pasca pertemuan dengan warga.
"Kalau bisa seperti di sisi barat itu kan, bisa didatangi wisatawan. Sehingga, ekonomi masyarakat di kawasan Cinderejo Lor atau biasa dikenal dengan nama Randu Alas ini kan dapat terdongkrak," kata Ketua RT01/RW05, Daryanto dilansir dari Timlo.net--jaringan Suara.com, Minggu (9/7/2023).
Baca Juga: BBWSBS Diharap Segera Revisi Regulasi Penataan Kawasan Bantaran Sungai
Menurutnya, kawasan Kali Anyar yang berada di Kelurahan Gilingan dekat dengan destinasi wisata Masjid Sheikh Zayed yang saat ini berdiri.
Sehingga, jika dilakukan penataan di sisi timur Jembatan Gilingan tentu para wisatawan juga akan mampir untuk melihat pemandangan aliran sungai.
"Bisa saja kan, dari Pemkot mengintegrasikan kawasan destinasi wisata Masjid Zayed dengan wisata sungai yang dibangun. Selesai dari masjid, bisa menikmati pemandangan aliran sungai jika sudah tertata dengan cantik," ujar Daryanto.
Dengan meningkatnya wisatawan di wilayah tersebut, lanjut Daryanto, praktis masyarakat sekitar bisa membuka lapak dagangan. Sehingga, mereka dapat berjualan dan berimbas pada meningkatnya perekonomian masyarakat.
"Kami hanya bisa menunggu, kapan akan direalisasinya," kata Daryanto.
Baca Juga: BBWSBS Bungkam Soal Bangunan di Bantaran Sungai, Sebut Hal Politis
Sementara itu, Pakar Lingkungan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof Prabang Setyono mengatakan, penataan untuk peningkatan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan kawasan aliran sungai sebenarnya diperbolehkan. Namun, yang harus menjadi perhatian jangan sampai mengganggu aliran air tersebut.
"Boleh saja, tapi jangan mengganggu aliran sungai. Misal lebarnya, harus tetap segitu," jelas Prabang.
Menurutnya, sungai memiliki nilai estetik yang alami. Namun, masih sedikit dari masyarakat yang mampu menghargai.
"Saat ini masih banyak yang menganggap jika sungai itu halaman belakang rumah. Padahal, jika itu diperlakukan sebagai bagian depan rumah tentu akan memiliki nilai estetik. Masyarakat akan memperlakukan dengan baik dan menjaganya. Sehingga, akan meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat di wilayah tersebut," katanya.
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
Historical Walking Tour dalam Menyambut 101 Tahun Persis Solo
-
Selamat Ulang Tahun ke-101, Persis Solo!
-
Partai Golkar Solo Buka Suara Soal Isu Jokowi Bergabung: Kita Senang Hati
-
Mona Pangestu: Anak Muda Solo Pilih Investasi Emas Ketimbang Perhiasan Besar
-
Hari Apes Tak Ada di Kalender: Dua Jambret di Solo Babak-belur Usai Ketahuan Warga