SuaraSurakarta.id - Menghadapi tahun politik mendatang, masyarakat diimbau untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu yang sengaja dihembuskan oleh pihak tak bertanggung jawab.
Sehingga, membuat suasana tahun politik menjadi panas dan rentan gesekan di tingkat masyarakat.
"Saya mengajak kepada masyarakat untuk tidak mudah terhasut dengan isu yang dihembuskan. Khususnya di wilayah Jateng dan Solo Raya pada khususnya," terang Ketua DPD Pengacara dan Pejabat Bela Umat (PEJABAT) Jawa Tengah, Abdul Mas'ud saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (13/6/2023).
Dikatakan, ormas Islam jangan mudah untuk dihasut dan diadu domba satu dengan yang lain. Sehingga, dapat menggerus persatuan dan kesatuan NKRI.
Disinggung mengenai kegiatan HUT ke-26 Ormas Mega Bintang di Kota Solo, Mas'ud mengatakan, dirinya melihat itu sebagai bentuk propaganda yang bersifat tekanan psikologis dalam rangka menghadapi konstelasi Pemilu 2024 baik Pileg maupun Pilpres.
"Menang kalah dalam demokrasi itu hal biasa. Saya secara pribadi melihat ini sebagai sebuah bentuk propaganda yang bersifat tekanan psikologis dalam rangka menghadapi konstelasi Pemilu 2024 baik Pileg maupun Pilpres," ungkapnya.
Jika terjadi kecurangan yang tersistematis, kata Mas'ud, hendaknya disampaikan secara bijak melalui saluran hukum yang telah disediakan.
Bukan dengan cara people power yang digaungkan saat kegiatan yang dipusatkan di Kawasan Kartopuran, Kecamatan Serengan, Kota Solo pada Minggu 11 Juni 2023.
Menurutnya, cara seperti itu dinilai kurang elegan. Bahkan, akan menjadi blunder bagi calon yang akan diusung. Dia menyarankan, lebih baik mengawal jalannya Pemilu 2023 supaya terhindar dari kecurangan yang terjadi.
"Belajar dari 2019 lalu. Saya mengajak seluruh masyarakat Solo dan Jawa Tengah, jangan mudah terprovokasi seruan-seruan yang menyesatkan, yang justru akan berdampak negatif pada calon yang akan di usung dalam 2024," imbaunya.
Tak lupa, dia juga mengajak untuk mewaspadai upaya provokatif demi terciptanya Pemilu, Pileg dan Pilpres secara aman, nyaman dan jauh dari kecurangan.
"Bangsa Indonesia adalah milik seluruh seluruh warga negara Indonesia. Jangan karena perbedaan pandangan politik membuat masyarakat terpolarisasi," ajaknya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
Terkini
-
Kena Reshuffle Prabowo Subianto, Jokowi Akan Segera Bertemu Budi Arie
-
Ijazah SMA Gibran Dipermasalahkan, Jokowi: Nanti Punya Jan Ethes Juga?
-
RUU Perampasan Aset, Jokowi: 3 Kali Mendorong, Tapi Tidak Ditindaklanjuti DPR
-
Jokowi Buka Suara Soal Purbaya Yudhi Sadewa Pengganti Sri Mulyani
-
Diusulkan 5 PAC, Tak Ada Karpet Merah Rheo Fernandes, Meski Putra Ketua DPC PDIP Solo