SuaraSurakarta.id - Ketua Pengkot Taekwondo Solo yang baru saja terpilih, Brillian Noktiluca Priliko mendapat penolakan keras dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Brilian terpilih secara aklamsi dalam Muskot Pengkot Taekwondo Solo, di Hotel Asia, Minggu (7/5/2023).
"Ketuane anyar, tapi aku ora setuju nek ketuane kui. (Apakah ada pemilihan baru?) Engko ben diurus KONI dan lain-lain, intinya kasus yang kemarin terus dikembangkan soalnya korban terus bertambah," kata Gibran, Selasa (9/5/2023).
Gibran mengaku tidak tahu menahu soal pemilihan ketua baru, tiba-tiba membuat Musyawarah Kota (Muskot). Gibran juga mengaku tidak diundang, tidak tahu KONI diundang atau tidak.
"Lah mbuh ngerti-ngerti gawe muskot, kene ora diundang. Belum mendengar masukan-masukan dari dojang lain, lalu ada protes dari orang tua korban. Masak yang dipilih dari dojang yang sama, ini masalah etika," paparnya.
Menurutnya kalau bisa dari dojang yang sama untuk ketuanya. Karena orang tuanya itu pada takut, sudah ada kejadian kayak gitu malah dijadikan ketua.
"Wes tak urus, tapi keputusannya monggo dari pengurus provinsi dan KONI seperti apa. Saya sudah komunikasi dengan mister Alek, sama yang protes-protes juga sudah komunikasi dan ditunggu saja," ungkap dia.
Gibran meminta masalah ini bisa terselesaikan secepatnya. Karena masih banyak calon-calon lain yang lebih bagus.
"Secepatnya lah bisa selesai. Saya yakin masih banyak calon-calon lain yang lebih bagus," tandasnya.
Baca Juga: Korban Pelecehan Bos di Cikarang Berani Speak Up Bukan untuk Pansos: Saya Tak Mau Dilecehkan!
Gibran pun sudah bertemu empat korban pelecehan seksual beserta orang tua korban. Banyak testimoni negatif tentang ketua pengkot yang baru, dia juga punya kedekatan dengan tersangka.
"Tapi untuk urusan ini saya kembalikan ke Pak Kapolresta. (Apakah ada keterlibatan?) Pak Kapolres yang tahu," sambung dia.
"Kalau mendengar curhatan dan keluhan dari orang tua korban ya ada. Tapi untuk urusan hukum saya kembalikan ke Pak Kapolres. Ya, masih ada asas praduga tak bersalah, saya tidak mau nuduh-nuduh," katanya.
Gibran mengatakan ini bukan masalah aturan, bukan masalah AD/ART. Tapi ini masalah hati, dojang seperti SKB harusnya tidak beroperasi lagi, apalagi orang-orang lama di dalam harusnya tidak terlibat lagi.
"Soalnya orang tuanya itu sudah takut semua. Jadi ini bukan masalah AD/ART, tapi masalah hati," ungkap dia.
Seharusnya korbannya itu banyak, yang kemarin hanya beberapa yang terekspos. Korban sebanyak itu tidak mungkin sendirian juga tersangkanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Putra Mahkota Keraton Solo KGPAA Hamangkunegera Deklarasikan Jadi PB XIV
-
Momen Haru Ribuan Warga Solo Iringi dan Melepas Jenazah PB XIII
-
Jenazah PB XIII Diberangkatkan, Ini Momen Keluarga Gelar Tradisi Brobosan
-
KGPAA Tedjowulan Jadi Raja Sementara Keraton Solo hingga Penerus PB XIII Dinobatkan
-
Kapolri Gelar Pertemuan Tertutup dengan Keluarga Keraton Solo, Bahas Pengamanan Prosesi Pemakaman?