Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 17 Februari 2023 | 13:45 WIB
Banjir di Kelurahan Joyontakan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo yang bersebelahan dengan Kabupaten Sukoharjo, Jumat (17/2/2023). [ANTARA/Aris Wasita]

SuaraSurakarta.id - Sekitar 4.000 warga di Kabupaten Sukoharjo, mengungsi akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo sejak Kamis (16/2/2023) sore.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan hingga saat ini ketinggian air belum surut. Titik dengan genangan air paling tinggi mencapai 2 meter.

"Sementara belum surut, kami evakuasi," kata Ariyanto dilansir dari ANTARA, Jumat (17/2/2023).

Ia mengatakan akibat permukaan Sungai Bengawan Solo tinggi, aliran air dari anak sungai yang seharusnya masuk ke Bengawan Solo tidak bisa.

Baca Juga: 5 Tips Mudah untuk Mencegah Rumah Kebanjiran, Yuk Terapkan!

"Jadi mencari daerah yang lebih rendah," jelasnya.

Beberapa daerah di Kabupaten Sukoharjo yang hingga saat ini masih tergenang air diantaranya Desa Kwarasan, Desa Gadingan, Desa Kadokan, Tegalmade, dan Madegondo.

Ia mengatakan jumlah warga yang mengungsi diperkirakan masih akan bertambah mengingat hingga saat ini air belum surut.

"Ketinggian masih sama, belum surut, malah cenderung naik. Ada yang dua meter lebih. Pengungsi berpotensi nambah terus, ini masih proses evakuasi," ujar dia.

Bahkan, dikatakannya, ada satu dusun yakni Dusun Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol yang terisolir karena terkepung banjir sehingga untuk evakuasi warga harus menggunakan perahu.

Baca Juga: Sosok Andry Sumampow, Crazy Rich Sukoharjo Penunggang Harimau

"Betul. Logistik Insya Allah terpenuhi, untuk perahu minta bantuan lagi. Insya Allah cukup lah, doakan segera surut," jelasnya.

Load More