Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 18 Januari 2023 | 15:30 WIB
Seorang peternak saat memberikan asupan gizi dan membersihkan kandang ternak sapi, di Desa Banyudono Kecamatan Ngemplak Boyolali, Senin (16/1/2023). [ANTARA/Bambang Dwi Marwoto]

SuaraSurakarta.id - Pemkab Boyolali melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) setempat di Provinsi Jawa Tengah, meminta masyarakat waspada penyebaran penyakit "Lumpy Skin Disease" (LSD) yang menyebabkan banyak benjolan pada hewan ternak sapi dan kerbau di daerah itu.

LSD merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus dan menyerang hewan ternak sapi dan kerbau melalui gigitan vector seperti lalat, nyamuk, dan caplak yang menyebabkan banyak benjolan di tubuh hewan tersebut.

Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati, memaparkan penyakit LSD di Boyolali telah menyerang ternak sapi di Desa Pakang, Kecamatan Andong beberapa waktu yang lalu.

Data dari Disnakkan Boyolali, terdapat 606 ekor sapi suspek LSD dan 32 ekor sapi di antaranya, dinyatakan positif terjangkit penyakit LSD. Sedangkan, ternak yang sudah sembuh LSD sebanyak 20 ekor.

Baca Juga: Inspiratif! Anak SMK Ini Bikin Kandangang Ayam Berteknologi IOT Buat Bantu Peternak, Seperti Apa?

"Dari 606 ekor ternak sapi suspek ini, yang dinyatakan positif berdasarkan uji laboratorium adalah 32 ekor. Dari 606 ekor suspek LSD yang sudah dinyatakan sembuh 20 ekor," kata Lusia dilansir dari ANTARA.

Disnakkan Boyolali melakukan upaya antara lain dengan mengerahkan berbagai elemen untuk melakukan biosecurity dan cek hewan ternak yang akan dibawa ke pasar hewan yang ada di Kabupaten Boyolali. Selain itu, pihaknya juga melakukan vaksinasi ke hewan ternak yang terindikasi penyakit LSD.

Selain itu, Disnakkan juga sudah melakukan sebagian vaksinasi hewan ternak. Kegiatan vaksin baru mendapatkan 3.700 ekor, sudah terdistribusi di UPT Puskeswan dan sebagian di kantor Disnakkan untuk melayani yang sekiranya emergency.

"Kami juga sedang mengupayakan tambahan vaksin dengan melayangkan surat ke Provinsi Jateng," kata Lusia.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Boyolali dokter hewan Afiany Rifdania mengatakan hewan ternak yang terkena penyakit LSD dengan ditandai gejala benjolan di tubuh hewan ternak, akan mempengaruhi harga jual ternak tersebut.

Baca Juga: 3 Penyebab Trotolan Murai Batu Turun Harga, Dulu Bisa Laku Rp3 Juta

"Para peternak, mohon bersabar mengikuti proses penyembuhan proses pengobatan. Karena, hal ini sudah banyak terbukti sembuh dan kembali sehat serta hewan ternak nanti jadi gemuk lagi," ujar drh Afiany.

Pengobatan yang diberikan kepada sapi dan kerbau selain vaksinasi, juga pemberian obat dan vitamin setiap 10 hari sekali selama satu bulan untuk mematikan virus dan mengobati bekas luka pada hewan ternak sehingga bisa pulih kembali.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan menjaga asupan gizi pada hewan ternak," paparnya.

Menurut dia, untuk mencegah penularan penyakit LSD, peternak diimbau tetap menjaga kebersihan lingkungan kandang karena ditularkan lewat vektor. Selain itu, peternak dimohon untuk juga menjaga asupan gizi kepada hewan ternaknya.

Load More