SuaraSurakarta.id - BPBD Boyolali mengingatkan warga yang tinggal di daerah rawan bencana agar siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi pada puncak musim hujan, yang diprakirakan terjadi awal Januari 2023.
Puncak musim hujan di wilayah Jawa Tengah diprakirakan terjadi pada 10 hari pertama Januari 2023 dan wilayah Boyolali diprakirakan menghadapi hujan dengan intensitas sedang pada puncak musim hujan, kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolali Widodo Munir di Boyolali, Selasa.
Widodo mengatakan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi cuaca ekstrem pada Januari 2023 di wilayah Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Boyolali.
Dia mengatakan bahwa selama 10 hari pertama Januari 2023 wilayah Kabupaten Boyolali diprakirakan mengalami hujan dengan intensitas sedang. Namun, menurut dia, ada kemungkinan hujan yang cukup lebat turun selama kurun itu.
Oleh karena itu, BPBD mengimbau masyarakat Boyolali siaga menghadapi kemungkinan terjadi bencana alam saat hujan lebat datang disertai angin kencang.
Widodo mengatakan bahwa bagian wilayah Boyolali bagian utara seperti Desa Metuk Mojosongo, Klego, Kemusuk, Juwangi, dan Andong berpotensi menghadapi angin kencang yang dapat menyebabkan pepohonan tumbang.
Dia mengimbau warga memangkas ranting pepohonan yang rawan roboh di lingkungan tempat tinggal mereka.
Widodo juga mengingatkan warga untuk berhati-hati saat menangani pohon yang tumbang dan menimpa jaringan listrik. Dia menyarankan warga untuk melaporkan kejadian tersebut ke PLN atau BPBD.
"Saya ingatkan puncak hujan masih terjadi di Boyolali pada Januari ini, apabila kabel listrik putus tertimpa pohon, jangan mengambil tindakan secara spontan. Jika pohon tumbang tidak menimpa jaringan listrik dapat ditangani secara gotong-royong oleh masyarakat," kata Widodo dilansir dari ANTARA, Selasa (3/1/2023).
Baca Juga: Pesawat di Bandara Ngurah Rai Tak Bisa Mendarat Akibat Angin Kencang di Bali
Selain itu, BPBD Kabupaten Boyolali meminta warga untuk mewaspadai kemungkinan terjadi tanah longsor di daerah rawan seperti Cepogo, Selo, Musuk, dan Tamansari karena kondisi tanah di daerah lereng kemungkinan sudah jenuh air setelah musim hujan berlangsung beberapa bulan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
Pilihan
-
Figur Kontroversial Era 98 Dianugerahi Bintang Jasa, Siapa Sebenarnya Zacky Anwar Makarim?
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 1 Jutaan Terbaru Agustus 2025, Terbaru Galaxy A07
-
Shin Tae-yong Batal Dampingi Korea Selatan U-23, Rencana 'Reuni Panas' di Sidoarjo Buyar
-
Daya Beli Melemah, CORE Curiga Target Pajak RAPBN 2026 'Ngawang'!"
-
Prabowo Kirim 'Surat Sakti' ke DPR Demi Dua Striker Baru Timnas Indonesia
Terkini
-
Cerita Karyawan Usai Hotel Legendaris Agas Solo Tutup dan Dijual
-
Hotel Legendaris Agas Solo Dijual Rp 120 Miliar, Ini Penyebabnya
-
Mantan Wali Kota Solo Teguh Prakosa Ditunjuk Jadi Plt Ketua DPC PDIP Solo
-
Gibran Mendadak Tinjau GOR Manahan Solo, Sinyal Siapkan Berbagai Event Besar?
-
Warga Solo yang Ditangkap Usai Disebut Buron Selama 14 Tahun Akhirnya Dibebaskan, Ini Alasannya