SuaraSurakarta.id - Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar Indonesia Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi menyatakan politik identitas untuk menyingkirkan lawan politik tidak boleh ada di Indonesia.
"Orang berbeda kemudian dituduh munafik, antek-antek kafir dan bermacam-macam. Politik identitas dalam makna primordial untuk menyingkirkan lawan politik harus kita jauhkan, tidak boleh ada di Indonesia," katanya dalam keterangan pers, baru-baru ini.
Mengenai politik identitas, kata TGB, semua individu lahir dengan sederet identitas yang given. Mulai jenis kelamin, ras, bahkan juga agama. Misalnya orang tua beragama A, kemudian anaknya mengikuti beragama A.
"Dapat juga identitas lahir karena kerja sosial atau juga dari pendidikan sampai latar belakang profesi itu semua identitas," ujarnya.
Mantan Gubernur NTB dua periode mengatakan yang menjadi masalah ketika berpolitik praktis, tak sedikit orang yang mengejar kemenangan dengan mengeksploitasi identitas dalam konteks yang negatif.
"Misalnya, memobilisasi dukungan mengatasnamakan gagasannya yang paling valid dari sisi agama, sehingga yang berbeda dianggap bertentangan dengan agama," ucap TGB.
Dia mengatakan ketika politik identitas dibiarkan, itu akan seperti kotak pandora. Saat dibuka, maka semua orang akan menggunakan politik identitas itu dan meminggirkan orang lain yang berbeda.
Di Indonesia sendiri, kata TGB, tidak semua daerah memiliki preferensi yang sama. Ada satu daerah yang mayoritasnya umat Muslim, ada pula daerah lain mayoritas umat Kristiani, dan ada juga yang mayoritas umat Hindu.
"Maka ketika politik identitas digunakan untuk melabeli lawan politik atau menihilkan lawan politik ini dibiarkan, kita bisa hancur lebur sebagai bangsa," katanya.
Baca Juga: Tangkal Politik Identitas dan Isu Sara Jelang 2024, HMI Jawa Barat Gelar FGD
Sebaliknya, kata cucu Pahlawan Nasional TGKH Mumahmmad Zainuddin Abdul Madjid ini, ketika sumber primordial digunakan untuk mencari kemuliaan dalam berpolitik, misalnya di dalam Islam ada nilai keadilan atau pemihakan kepada orang lemah. Kemudian ada langkah afirmatif untuk orang terpinggirkan. Bila nilai itu digunakan dalam politik tentu bagus.
"Tetap bersumber dari satu ajaran agama, tapi dalam konteks positif dihadirkan di ruang publik," ujar Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo itu.
Ia menegaskan hal itu bukan hanya dalam ajaran Islam, namun juga bagi umat Kristiani atau Katolik mengambil ajaran dari kitabnya bagaimana cara menghadirkan keadilan untuk semua serta membangun kohesivitas sosial, kedamaian, itu bagus semua.
"Tapi, ketika mengatakan, sayalah representasi umat, yang bukan saya anti umat, dinilai tidak komitmen dengan agama, ini akan menimbulkan masalah. Jadi, semua identitas baik bila digunakan sesuai dengan takarannya, melalui substansi yang baik," kata TGB.
Berita Terkait
-
Sirene Darurat Intoleransi Meraung, Alissa Wahid Ajak Bangsa Kembali ke DNA Asli
-
Viral 'Fatwa' Hukum Mendukung Real Madrid Halal, Barcelona Haram, Eks Gubernur di NTB Singgung Liverpool
-
TGB Bagikan Potret Kebakaran di Los Angeles dan Kondisi Jalur Gaza: Sama Tapi Berbeda
-
Pendidikannya Mentereng, Ini Profesi Zahwa Nadhira Menantu Mahfud MD
-
Harta Kekayaan TGB Muhammad Zainul Majdi, Eks Gubernur NTB Jadi Besan Mahfud MD
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
Terkini
-
Persis Solo Tumbang Lawan Persebaya, Peter De Roo Ngeluh Soal Ini
-
Soal Penerus PB XIII, Ini Komentar Keluarga Keraton Solo
-
Dibuka untuk Umum, Ini Momen Ratusan Siswa Melayat PB XIII di Keraton Solo
-
Bareskrim Polri Bongkar Sindikat Pengoplos Gas di Sukoharjo, Kerugian Negara Capai Rp 5,4 Miliar
-
KGPAA Mangkunegara X Sebut PB XIII Sosok Pemimpin yang Tangguh dan Bijaksana