Scroll untuk membaca artikel
Siswanto
Senin, 31 Oktober 2022 | 13:21 WIB
Presiden Joko Widodo [Biro Pers]

SuaraSurakarta.id - Setelah menyinggung internal PDI Perjuangan, Relawan Koalisi Aktivis dan Milenial Indonesia untuk Ganjar Pranowo meminta maaf.

Internal PDI Perjuangan tersinggung setelah Koordinator Nasional KAMI-Ganjar, Joko Priyoski, mengatakan bahwa dia mendoakan Presiden Joko Widodo menjadi ketua umum PDI Perjuangan pada 2024.

"Bila statement saya mendoakan itu menjadi salah tafsir seperti yang ramai diberitakan saat ini, maka dengan ini saya menyampaikan permohonan maaf bila ada pihak-pihak yang akhirnya merasa tidak nyaman atau tersinggung dengan doa tersebut," kata Koordinator Nasional KAMI-Ganjar, Joko Priyoski saat dihubungi, Senin (31/10/2022).

Joko mengatakan bahwa motivasi dia mendoakan Jokowi murni aspirasi, bukan untuk mengadu domba.

Baca Juga: Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil Dinilai Pasangan Pas Untuk Capres, Zulhas: Itu Orang-orang Hebat Yang Sudah Terbukti

"Saya heran bahasa mendoakan itu kenapa jadi ramai. Jadi bikin saya bingung apa yang salah dari sebuah doa dan malah dianggap adu domba atau relawan siluman? Tuduhan itu seperti fitnah karena tidak ada niatan buruk apapun hanya mendoakan" kata Joko.

Jokowi menyebutkan dukungan relawan kepada Ganjar karena Ganjar mereka anggap memiliki kepribadian yang merakyat. 

Dia mengatakan dukungan itu bukan untuk manuver politik.

Dia mengatakan bahwa sebenarnya relawan juga ingin melakukan deklarasi Relawan Kami-Ganjar.

Politikus PDI Perjuangan yang juga menjabat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut ada upaya mengadu domba di internal PDI Perjuangan terkait dengan isu dukungan kepada Presiden Jokowi maju menjadi ketua umum PDI Perjuangan pada 2024.

Baca Juga: Rayakan Ultah Ganjar Pranowo, FX Rudy Dinilai Mengabaikan Sanksi Keras dari PDIP

"Saya meminta semua mewaspadai adanya penumpang gelap yang ingin menciptakan disharmoni hubungan di tubuh PDIP. Agar siapa pun tidak membuat gerakan yang merusak nama baik seseorang," katanya di Semarang.

Menurut Ganjar, dia dengan Presiden Jokowi merupakan orang partai politik yang memahami bagaimana aturan dan relasi di parpol.

"(Ide Jokowi Ketum PDIP) itu sebuah 'kengawuran' dan imajinasi dari seorang yang tidak mengerti aturan di PDI Perjuangan, yang tidak mengerti relasi di antara kami di dalam partai, dan sangat sembrono," ujarnya.

Mengenai suksesi ketua umum, kata dia, kongres partai sudah mengaturnya sehingga ide Jokowi merebut tampuk kepemimpinan PDIP itu tidak benar.

Ganjar mengajak agar seluruh pendukung Presiden Jokowi konter isu tersebut, agar tidak menjadi bola liar.

"Saya kira yang seperti ini mesti dicermati, apakah ini ide pribadi atau seruan orang. Kita yang sejak awal mendukung Pak Jokowi di dalam pemerintahan tentu harus segera konter orang-orang semacam ini agar tidak terpancing situasi yang mengadu domba," ucapnya.

Ganjar menilai nuansa penumpang gelap dan adu domba juga tercium pada kejadian beberapa waktu lalu, dimana saat itu ada sekelompok orang mengaku sebagai sukarelawan Ganjar mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut Ketua DPR RI Puan Maharani terkait kasus KTP elektronik.

Dirinya meminta agar sukarelawan manapun tidak menggunakan strategi-strategi politik kotor, terlebih menjelang pesta demokrasi pada tahun 2024.

"Saya ingin menyampaikan relawan manapun atau siapa pun, satu agar tidak menjelek-jelekkan orang, dua tidak mendiskreditkan orang, tiga juga tidak mendiskreditkan partai-partai," ujarnya. [rangkuman laporan Suara.com]

Load More