SuaraSurakarta.id - Psikolog klinis dari Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Annelia Sari Sani mengatakan jujur dan memberi dukungan adalah hal pertama yang bisa dilakukan kepada penderita depresi atau masalah kesehatan mental.
"Apapun respon emosi yang muncul dalam diri kita, kita sampaikan. Tapi yang penting kita lakukan adalah memberi dukungan bahwa dia tidak sendirian," ujar Annelia dikutip dari ANTARA Jumat (21/10/2022).
Anggota Satuan Tugas Krisis dan Kebencanaan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia itu, mengatakan seseorang yang mengalami depresi membutuhkan dukungan dari lingkungan terdekat.
Memberikan stigma negatif atau menjauhi orang dengan gangguan kesehatan mental, hanya akan menambah perasaan kesepian dan tidak dibutuhkan oleh orang tersebut.
Baca Juga: Satu dari Tiga Remaja Indonesia Miliki Masalah Kesehatan Mental, Terbanyak Alami Gangguan Cemas
Menurut Annelia, meski tidak bisa memberikan bantuan secara profesional, ada baiknya orang dengan masalah mental harus selalu ditemani.
"Pastikan dia merasa kita selalu ada, selalu menemani, temani dia kalau mau mencari bantuan, jangan biarkan dia terbenam dalam penderitaan sendirian," kata Annelia.
Lebih lanjut, Annelia mengatakan gangguan kesehatan mental disebabkan oleh banyak faktor seperti trauma masa lalu, sering diabaikan, hingga mendapat kekerasan.
Gangguan kesehatan mental juga tidak bisa dianggap sepele. Dalam beberapa kasus, penderita kesehatan mental dapat berakhir dengan bunuh diri.
Annelia mengatakan sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan bahaya kesehatan mental. Menurutnya, gangguan kesehatan mental pada seseorang masih dianggap tabu untuk dibicarakan karena adanya stigma negatif.
Baca Juga: 4 Fakta Menarik dari Bermain Catur, Baik untuk Kesehatan Mental!
"Kita sadari dulu bahwa ini bukan hal yang remeh, ini sesuatu yang sifatnya serius. Maka jangan ragu untuk ngobrol, kalau belum siap cari bantuan, yang penting cerita dulu. Kita saling bercerita, sadar aja dulu," katanya.
Annelia mengatakan saat ini beberapa puskesmas di Indonesia sudah menyediakan layanan untuk mengatasi masalah kesehatan mental.
Menurut Annelia, apabila tidak berani bertemu secara langsung dengan ahli, maka bisa meminta pertolongan orang terdekat untuk mencari bantuan.
"Kami mau menghapus stigma bahwa mereka yang ke psikolog bukan mereka orang yang enggak berarti dan mengalami gangguan jiwa. Untuk meningkatkan kesehatan harus berawal dari kesadaran," kata Annelia.
Berita Terkait
-
7 Cara Mengelola Emosi untuk Hidup Lebih Tenang
-
Dari Joget Viral hingga Krisis Mental: Bagaimana Dampak TikTok pada Kesehatan Mental Generasi Muda?
-
Konsultasi Dokter Tumbuh Kembang Anak Online Kapan Saja, Ini Solusinya!
-
Gen Z Wajib Tahu, FOMO vs JOMO: Antara Hidup Gaul dan Sederhana
-
Buku Loving The Wounded Soul: Panduan Menghadapi Depresi
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Kesatria Bengawan Solo Menang Dramatis, Efri Meldi: Berjuang Sampai Detik Akhir
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
-
Kali Pepe Land Bersama SSB Arseto: Cetak Generasi Pesepak Bola Profesional dari Solo
-
Sambut HUT ke-280 Kota Solo, Ini Rekomendasi Brand Lokal di Tokopedia dan ShopTokopedia
-
Soal Festival Kuliner Cap Go Meh, Kapolresta: Solo Kota Toleran