SuaraSurakarta.id - Studi National Institutes of Health (NIH) menemukan hubungan antara produk pelurus rambut berbahan kimia dengan kanker rahim, di mana orang yang sering menggunakan produk tersebut lebih berisiko terkena penyakit yang juga disebut kanker serviks itu.
Mengutip laporan dari Fox News, Selasa, studi yang diterbitkan pada Senin (17/10/2022) ini melakukan penelitian pada 33.947 wanita dari beragam ras antara usia 35 sampai 74 tahun untuk rata-rata sekitar 11 tahun.
Hasilnya, penelitian itu menemukan bahwa 378 wanita mengembangkan kanker rahim karena menggunakan produk pelurus rambut berbahan kimia.
"Kami memperkirakan bahwa 1,64 persen wanita yang tidak pernah menggunakan pelurus rambut akan terus mengembangkan kanker rahim pada usia 70 tahun. Namun untuk pengguna yang sering, risiko itu naik hingga 4,05 persen," kata pemimpin studi Alexandra White dari Institut Nasional Amerika Serikat.
National Institute of Environmental Health Safety (NIEHS) menjelaskan, wewangian, paraben, dan ftalat dalam produk pelurus rambut dapat memengaruhi kemampuan sistem endokrin untuk mengatur hormon.
Dengan demikian, studi ini menemukan bahwa wanita yang menggunakan produk pelurus rambut berbahan kimia lebih dari empat kali pada tahun sebelumnya memiliki peluang 2,5 lebih tinggi terkena kanker rahim, setelah memperhitungkan faktor risiko individu lainnya.
"Namun, penting untuk menempatkan informasi ini ke dalam konteks. Kanker rahim adalah jenis kanker yang relatif langka," tambah White.
Peneliti NIEHS menyimpulkan, meskipun pengguna pelurus rambut dan kanker rahim tidak berbeda berdasarkan ras, perempuan berkulit hitam mungkin lebih berisiko.
"Karena wanita kulit hitam lebih sering menggunakan produk pelurus rambut atau pelemas rambut dan cenderung memulai penggunaan pada usia lebih dini daripada ras dan etnis lain, temuan ini mungkin relevan bagi mereka," kata Che-Jung Chang dari NIEHS.
Baca Juga: Risiko Wanita Menopause Alami Kanker Rahim Meningkat, Kenali Gejala-gejalanya
Menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC), kanker rahim adalah kanker ginekologi yang paling umum di Amerika Serikat. Meskipun jarang, ini lebih umum daripada kanker serviks dan kanker ovarium. [ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
Pilihan
-
Figur Kontroversial Era 98 Dianugerahi Bintang Jasa, Siapa Sebenarnya Zacky Anwar Makarim?
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 1 Jutaan Terbaru Agustus 2025, Terbaru Galaxy A07
-
Shin Tae-yong Batal Dampingi Korea Selatan U-23, Rencana 'Reuni Panas' di Sidoarjo Buyar
-
Daya Beli Melemah, CORE Curiga Target Pajak RAPBN 2026 'Ngawang'!"
-
Prabowo Kirim 'Surat Sakti' ke DPR Demi Dua Striker Baru Timnas Indonesia
Terkini
-
Cerita Karyawan Usai Hotel Legendaris Agas Solo Tutup dan Dijual
-
Hotel Legendaris Agas Solo Dijual Rp 120 Miliar, Ini Penyebabnya
-
Mantan Wali Kota Solo Teguh Prakosa Ditunjuk Jadi Plt Ketua DPC PDIP Solo
-
Gibran Mendadak Tinjau GOR Manahan Solo, Sinyal Siapkan Berbagai Event Besar?
-
Warga Solo yang Ditangkap Usai Disebut Buron Selama 14 Tahun Akhirnya Dibebaskan, Ini Alasannya