SuaraSurakarta.id - Kota Solo disebut sebagai kota dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah (Jateng). Hal ini disampaikan oleh juru bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kholid.
Dari data Badan Statistik Indonesia (BPS) Kota Solo, prosentase kemiskinan Kota Solo mencapai 9.40 persen atau 48,79 ribu. Jumlah tersebut berada di rangking 11 terendah dari 35 kabupaten/kota di Jateng.
Tingkat kemiskinan tertinggi di Jateng, yakni Kabupaten Kebumen dengan 17,83 persen, peringkat dua Kabupaten Wonosobo dengan 17,67 persen, dan peringkat tiga dari Kabupaten Brebes dengan 17,43 persen.
Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Solo, Bambang Nugraha, mengatakan data kemiskinan di Kota Solo tahun 2020 itu 9,03 persen, tahun 2021 itu 9,40 persen.
Baca Juga: Angka Kemiskinan di Palembang Masih Dua Digit, Dibutuhkan Perwali Penanggulangan
"Sementara yang tertinggi itu ada dibeberapa kabupaten. Kota Solo ada di posisi medium," terang dia saat dikonfirmasi, Senin (19/9/2022).
Menurutnya, jadi apa yang disampaikan jika Solo tertinggi tingkat kemiskinan di Jateng tidak benar. Bahkan sebelumnya belum pernah, Solo ada diperingkat tertinggi di Jateng.
"Tidak benar, dan belum pernah Solo ada diperingkat tertinggi di Jateng. Kita masih terjaga untuk angka kemiskinan," katanya.
Diakui memang angka kemiskinan di Kota Solo sempat terjadi kenaikan tahun 2020 itu 9,03 persen dan tahun 2021 naik menjadi 9,40 persen. Tapi meski ada peningkatan kalau disebut tertinggi di Jateng tidak juga.
"Mudah-mudahan proses yang sedang berjalan ini tidak selalu signifikan. Faktor-faktor yang ada di luar atau fenomena-fenomena yang ada," sambung dia.
Baca Juga: Meski Harga BBM Melambung, Gibran Pastikan Tarif BST Tidak Naik
Sementara itu Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka juga angkat bicara terkait kritikan dari PKS yang menyebut jika Kota Solo adalah kota yang tingkat kemiskinan tertinggi di Jateng.
Gibran mengaku ketika pandemi Covid-19, memang ada peningkatan kemiskinan di Kota Solo sebesar 0,37 persen.
"Sekarang kita sedang berupaya menurunkan itu. Dari tahun ke tahun kan trendnya menurun terus, tapi ketika ada Covid-19 ada kenaikan," paparnya.
Gibran menegaskan, kalau ada masukan atau evaluasi darimana pun akan diterima. Makanya program-program saat ini fokus pada pertumbuhan ekonomi.
"Makanya kita kejar terus pertumbuhan ekonominya. Ini sejalan juga dengan program, visi misi kita. Adanya masukan ini jadi motivasi kita untuk menggenjot lagi," jelas dia.
Gibran enggan menyebutkan daerah yang lebih tinggi dari Solo soal tingkat kemiskinan.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 9 Mobil Bekas Merek Xenia Harga di Bawah Rp60 Juta, Cocok Jadi Kendaraan Keluarga
- Tecno Pova Curve 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia: HP Murah dengan Layar Elegan
Pilihan
-
Perang Iran-Israel Bikin Sri Mulyani Was-was, Kenapa?
-
Here We Go! Jaka Pindah ke Leeds United, Jay Idzes Direkrut Udinese?
-
Punya Nama Depan Jaka, Pemain Berbandrol Rp415 M Ini Keturunan Indonesia?
-
Dear Pak Prabowo! Ekonomi RI Tak Menggembirakan, Rakyat Tak Pegang Duit
-
5 Pemain Kesayangan Patrick Kluivert Tak Dilirik Gerald Vanenburg ke Timnas Indonesia U-23
Terkini
-
Purwati 'Nyanyi' Lagi? Mantan Kadinkes Karanganyar Kembali Diperiksa dalam Kasus Korupsi Alkes
-
Diduga Pelaku Pelecehan Seksual, Ini Nasib ASN Dinkes Pemkot Solo
-
Aduan Dugaan Pelecehan Seksual ASN di Pemkot Solo Hilang di ULAS, Ini Kata Wali Kota
-
Pestapora Solo Getarkan Pamedan Mangkunegaran: Euforia Latihan Bak Konser Sesungguhnya!
-
Ngemplang Bayar Pesanan Solar, Direktur PT Tiga Pelopor Wiratama Dipenjara 1,5 Tahun