SuaraSurakarta.id - Tiga etnis di Kota Solo, yakni Banjar, Jawa, dan China (Jarwanan) berbaur menjadi satu mengikuti kirab budaya bertajuk Jarwana The Last Show 2022 di Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Sabtu (17/9/2022).
Kirab budaya Jarwana The Last Show ini sebagai bentuk percontohan akulturasi kerukunan tiga etnis yang hidup berdampingan di Kota Solo.
"Kirab budaya sebagai simbol kerukunan dan gotong royong dari tiga etnis yang ada di Solo. Tiga etnis itu adalah Banjar, Jawa, dan China yang disingkat Jarwana," ujar Ketua Panitia Kiran Budaya Jarwana 2022, Krisna Jatmika saat ditemui, Sabtu (17/9/2022).
Menurutnya, tiga etnis Jarwana ini sudah hidup berdampingan ini sudah cukup lama sekitar abad ke-18. Mereka hidup berdampingan selalu menjaga kerukunan dan gotong royong antar sesama.
Ada berbagai kegiatan yang sudah dilakukan bersama-sama sejauh ini, salah satunya kirab budaya yang sudah digelar 4 kali ini.
"Mereka hidup berdampingan dan berbaur itu sudah ada sejak abad ke-18. Ini salah satu contoh toleransi yang ada di Solo," katanya.
Dalam kirab budaya ini, mereka juga menyediakan tiga jenis makanan yang merupakan khas dari tiga etnis tersebut.
"Ada tiga jenis Makanan khas yang disediakan oleh etnis Banjar, Cina, dan Jawa untuk 1.500 pengunjung," ungkap dia.
Keberadaan etnis Banjar di Jayengan berawal dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang meminta warga Banjar untuk membuatkan perhiasan emas saat punya hajat.
Baca Juga: Melihat Indahnya Bulan Purnama saat Mooncake Festival di China
Lama kelamaan jumlah warga Banjar yang datang cukup banyak dan menetap disini. Mereke juga menikah dengan perempuan Solo dan punya keturunan hingga sekarang.
Krisna mengatakan, ada 1.100 masyarakat yang ikut meramaikan gelaran kirab budaya dengan 25 kelompok masyarakat.
Untuk rute kirab sendiri dari Jalan Gatot Soebroto-Jalan Moh Yamin- Jalan Yos Sudarso-Honggowongso berjalan menuju Selatan dan kembali lagi ke Jalan Gatot Soebroto.
Sementara itu Camat Serengan, Agung Wijayanto mengatakan adanya tiga etnis yang hidup berdampingan di Kelurahan Jayengan ini bisa menjadi mercusuar toleransi kerukunan bagi wilayah lain.
"Ini sangat bagus dan bisa tetap dipertahankan. Ini bisa menjadi mercusuar bagi wilayah lain," terangnya.
Agung menjelaskan, jika masyarakat telah melestarikan budaya ini dengan merajut perbedaan dalam keceriaan masyarakat Indonesia.
Jarwana sendiri dapat diartikan bisa hidup rukun, saling menghargai satu sama lain. Ini merupakan budaya adiluhung yang bisa menjadi sari tauladan bagi masyarakat.
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Kena Reshuffle Prabowo Subianto, Jokowi Akan Segera Bertemu Budi Arie
-
Ijazah SMA Gibran Dipermasalahkan, Jokowi: Nanti Punya Jan Ethes Juga?
-
RUU Perampasan Aset, Jokowi: 3 Kali Mendorong, Tapi Tidak Ditindaklanjuti DPR
-
Jokowi Buka Suara Soal Purbaya Yudhi Sadewa Pengganti Sri Mulyani
-
Diusulkan 5 PAC, Tak Ada Karpet Merah Rheo Fernandes, Meski Putra Ketua DPC PDIP Solo