SuaraSurakarta.id - Pakar pendidikan Najelaa Shihab mengatakan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka belajar lebih mudah diterima pada pendidikan anak usia dini (PAUD).
"Sesungguhnya implementasi di anak usia dini itu jauh lebih mudah dibandingkan dengan yang ditingkat di atasnya. Karena sebetulnya kemerdekaan anak-anak belajar di usia dini itu masih amat sangat tinggi, berbeda dengan kakak-kakak kelasnya yang sudah lebih lama mengalami proses pendidikan yang tidak terlalu memerdekakan," ujar Najelaa dikutip dari ANTARA pada Minggu (18/9/2022).
Najelaa menjelaskan anak-anak PAUD ataupun Taman Kanak-Kanak (TK) selalu datang ke sekolah dengan perasaan senang, semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Peserta didik ini dianggap jauh lebih siap dalam menerima pembelajaran dibandingkan dengan anak-anak yang sudah memiliki pengalaman bersekolah dengan kurikulum sebelumnya.
"Yang kita lihat sekarang misalnya merdeka belajar dalam PAUD itu metode utamanya sudah jelas bermain, kenapa? karena kebutuhan anak dan kesiapan utamanya adalah bermain," kata lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.
"Bermain dengan mengeksplorasi lingkungan sekitar, belajar yang menyenangkan sekaligus menantang untuk dia, mencoba hal-hal baru," lanjutnya.
Lebih lanjut, Najelaa mengatakan PAUD adalah tempat untuk memberikan anak ruang eksplorasi sebesar-besarnya. Anak dapat memilih apa yang diinginkan dan menarik rasa penasarannya pada hal-hal baru.
Dampak jangka panjangnya, anak akan lebih siap saat dihadapkan pada pemilihan minat di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Kalau tahap eksplorasinya sebelum SMA itu cukup banyak, maka pada saat harus memilih bidang tertentu dia akan jauh lebih siap dibandingkan kalau dari mulai usia dini sudah selalu dipilihkan," ujar Najelaa.
Baca Juga: Implementasi Kurikulum Merdeka, Tantangan, dan Solusi
Najelaa juga mengatakan bahwa yang tak kalah penting adalah peran serta orangtua untuk berkolaborasi dengan para pendidik agar apa yang diterima anak di sekolah dapat diterapkan di rumah.
"Yang saya anjurkan adalah komunikasi dan kolaborasi yang intensif dengan orangtua. Apa yang ingin dieksplorasi anak, kebutuhannya, minatnya, akan jadi semakin utuh kalau dapat informasi dari pihak rumah juga. Apa yang dijalankan di sekolah bisa dijalankan di rumah juga," katanya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengeluarkan kebijakan tentang pengembangan Kurikulum Merdeka kepada PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, Pendidikan Khusus dan Kesetaraan.
Dalam kurikulum tersebut, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat peserta didik.
Guru bisa membuat proyek untuk menguatkan pencapaian Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan pemerintah dan tidak diarahkan untuk mencapai target nilai tertentu.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Striker Vietnam U-23 Tak Takut dengan Suporter Timnas Indonesia
-
7 Sepatu Lari Murah 200 Ribuan untuk Pelajar: Olahraga Oke, buat Nongkrong Juga Kece
-
Masih Layak Beli Honda Jazz GK5 Bekas di 2025? Ini Review Lengkapnya
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
Terkini
-
Transaksi Soloraya Great Sale 2025 Sudah Tembus Rp10,3 Triliun, Karanganyar Tertinggi
-
Menggebrak Ekonomi Lokal: 2.100 Pelari Siksorogo Ring of Lawu Ramaikan Tawangmangu
-
Kunjungan ke Kampung Batik Laweyan, Komisi VII DPR RI Soroti Urgensi Pelestarian Budaya
-
Jokowi Sempat Mengelak Hadiri Reuni Alumni UGM, Ini Respon Iriana
-
Momen Kikuk Jokowi: Ngaku Jenguk Saudara, 'Dikeplak' Iriana: Mau Reuni UGM!