Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 30 Agustus 2022 | 13:52 WIB
Momen Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama mantan Wali Kota Solo Fx. Hadi Rudyatmo (kedua kiri) di Solo. (Antara)

SuaraSurakarta.id - Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengakui pernah ditawari jabatan di kementerian di Kabinet Indonesia.

Pertama, saat masih menjabat Wali Kota Solo, Rudy pernah ditawari sebagai Menteri Sosial (Medsos) sebelum akhirnya Tri Rismaharini yang ditunjuk. 

Selanjutnya diakhir masa jabatannya sebagai Wali Kota Solo, Rudy ditawari sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Wamen PUPR).

"Kemarin memang pernah ditawari jadi Mensos dan Wamen PUPR. Tapi saya memang tidak mau," terang Rudy saat ditemui dikediamannya, Selasa (30/8/2022).

Baca Juga: Faizal Assegaf Emosi; "Bajingan Kamu Erick Tohir", Merasa Dibohongi Soal Laporan di Mabes Polri

Rudy menjelaskan, jangan sampai nanti dikatakan barter setelah pemilihan kepala daerah (pilkada) Kota Solo. Karena nanti dikait-kaitkan mempermainkan Pak Achmad Purnomo yang dicalonkan oleh partai.

"Saya tidak mau menyakiti hati orang lain, tahu-tahu jadi wamen atau menteri. Terus nanti Pak Pur katanya apa, 'wah ternyata saya dimain-mainkan Pak Rudy', ternyata barter untuk mencari kedudukan wamen atau menteri , ya enggak. Itu bukan watak dan karakter saya," paparnya.

Rudy dengan tegas menyampaikan memang ditawari betul. Ia pun ingat waktu itu hari Senin didatangi untuk memastikan hari Rabu mau dilantik.

"Itu sebelum saya selesai jadi wali kota. Ditawari iya, pokoknya hari Selasa itu diminta sudah harus sampai Jakarta membawa PSL. Tapi sudah saya sampaikan mohon maaf dan saya tidak ada keinginan untuk ke sana, ditawari pun saya menolak," kata dia.

Rudy menolak jabatan sebagai menteri atau wamen bukan tanpa alasan. Ia tidak ingin mencoreng nama Presiden Jokowi.

Baca Juga: Sandiaga Uno: Perbanyak Dengarkan Musik Koplo, Kurangi Konsumsi K-Pop

"Saya ini ingin menjaga nama Presiden Jokowi. Jangan sampai nanti dinilai sebagai geng Solo, politik balas budi tidak. Jangan bapak (Presiden Jokowi) dinilai masyarakat seperti itu," jelasnya.

Load More