SuaraSurakarta.id - Menyikapi salah satu pusaka kerbau keturunan Kyai Slamet yang diikat dan ditarik dari Alun- alun Selatan hingga ke Kawasan Magangan, komplek Keraton Kasunanan Surakarta beberapa waktu lalu membuat pegiat budaya Solo, Raden Surojo angkat bicara.
Dikatakan Surojo, hal yang dilakukan semacam itu kepada kerbau keturunan Kyai Slamet merupakan sebuah ironi.
"Karena sudah berbeda cara pandangnya terhadap objeknya. Kalau dulu kan melihat anak turunnya Kyai Slamet adalah sebuah pusaka, yang cara bagaimama merawat dan memeliharanya itu berbeda dengan binatang kerbau pada umumnya," kata Surojo kepada Suarasurakarta.id, Jumat (29/7/2022).
"Kalau sekarang kan hanya seolah olah sebagai hewan peliharaan biasa. Nah ini yang menjadi tanda tanya saya, apakah ini yang berubah tanda alamnya atau yang berubah pada karakter manusianya ini yang menjadi pertanyaan kita semua," paparnya.
Baca Juga: Kirab Malam Satu Suro Kembali Digelar Setelah Dua Tahun Absen, 5 Kerbau Bule Disiapkan
Lebih lanjut, Surojo mengungkapkan jika perlakuan itu sangat sangat disayangkan. Jika budaya yang menjadi nilai nilai luhur hilang dari bangsa Indonesia, maka pribadian sebagai orang Jawa seiring berjalannya waktu juga akan hilang.
"Tidak mempunyai kepribadian sebagai manusia Jawa atau manusia timur. Jadi cara pandanganya ya hanya cara pandang matrealistis bukan lagi cara pandang sprirutual rohani," jelasnya.
Menurut pengamatannya, jika kerbau keturunan Kyai Slamet ini memiliki insting lebih tajam daripada kerbau biasa.
"Maka melihat fakta yang dilapangan kami menjadi sangat prihatin bahwa ini mulai ada sikap berbeda terhadap cara pandang anak keturunan Kyai Slamet sebagai sebuah pusaka keraton," tutur Surojo.
Selain itu, Surojo menjelaskan semestinya pusaka keraton ini bagaimana cara memperlakukan dengan adab adab yang telah diwariskan oleh pendahulu. Bagaimana cara berkomunikasi dan bagaiman cara memelihara hingga kesehatannya.
Baca Juga: Jelang 1 Suro, Sejumlah Kerbau Bule Keraton Surakarta Dipindahkan dari Kandangnya
"Ini harus ada adab adab yang harus ditaati dan harus dilakukan terutama oleh Srati (pawang-red). Karena didalam pengelolaan atau memelihara kerbau keturunan Kyai Slamet ini ada yang dinamakan Srati," paparnya.
Srati ini, kata Surojo hanya tidak sekadar jabatan. Namun, Srati ini adalah mereka yang harus mempunyai komunikasi dengan spriritual dengan salah satu pusaka Keraton Surakarta ini.
"Jadi sebagai Srati harus bagaimana menyikapi yang sesuai dengan adab yang sudah diwariskan dari leluhurnya. Dan rupa rupanya adab adab ini sudah mulai ditinggalkan," jelas dia.
"Ya mungkin, ini karena ketidaktauan atau karena ini situasi kondisi keraton yang memaksa demikian. Tapi paling tidak ini suatu bentuk keprihatinan kita bersama baik masyarakat, pemerhati budaya terhadap masalah tindakan itu, bahwa sudah ada penurunan cara pandang pusaka keraton yang seharusnya diuri uri kebudayaannya harus dipelihara keberadaannya. Dan bukan diperlakikan seperti itu," ujar Surojo.
Kontributor : Budi Kusumo
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
Pilihan
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
Terkini
-
Peran Krusial Inovasi dalam Visi Bebas Asap PMI: Komitmen untuk Pengurangan Risiko
-
Penceramah Kontroversial Zakir Naik Bakal ke Solo, Wali Kota Ingatkan Hal Ini
-
Believe: Air Mata Haru dan Kobaran Patriotisme Penuhi Solo Bersama Keluarga TNI
-
Empat Pesilat di Sukoharjo Jadi Korban Pembacokan OTK, 2 Motor Dibakar
-
Penceramah Kotroversial Zakir Naik Bakal ke Solo, Ini Respon FKUB hingga Kemenag