SuaraSurakarta.id - Riset yang diadakan firma Populix menunjukkan konsumen Indonesia semakin tertarik untuk menonton konten streaming melalui langganan berbayar.
"Mayoritas masyarakat Indonesia saat ini memiliki aplikasi mobile yang mendukung kebutuhan sehari-hari dan hiburan mereka," kata CTO Populix, Jonathan Benhi, dikutip dari ANTARA Kamis (28/7/2022).
Mereka mengadakan survei terhadap 1.000 responden pada Mei 2022 untuk melihat pola konsumsi masyarakat Indonesia terhadap aplikasi ponsel, termasuk layanan video-on-demand.
Hasilnya, rata-rata responden memiliki lebih dari satu aplikasi berlangganan terutama mereka yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Platform video-on-demand menjadi pilihan kebanyakan masyarakat Indonesia, salah satunya dipicu pandemi virus corona ketika aktivitas luar rumah terbatas. Empat dari sepuluh responden menonton streaming video setiap hari.
Lebih dari separuh, 89 persen responden, menggunakan layanan video-on-demand lebih dari satu kali dalam seminggu. Populix menemukan kecenderungan responden memiliki lebih dari satu platform video-on-demand.
Kebanyakan dari responden, 74 persen, memilih platform video-on-demand berbayar, baik akun pribadi maupun akun bersama. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk berlangganan sebesar Rp250.000 per bulan.
Responden yang memiliki kemampuan finansial menengah ke atas mau mengeluarkan sampai Rp750.000 untuk layanan streaming setiap bulan.
Populix juga menemukan ada lima aplikasi yang paling banyak digunakan responden, yaitu Netflix (69 persen), Disney+ Hotstar (62 persen), Youtube (52 persen), VIU (36 persen) dan Vidio (25 persen).
Baca Juga: Link Live Streaming BRI Liga 1: Persis Solo vs Dewa United FC
Untuk konten, yang paling diminati adalah film Korea (73 persen), didominasi penonton perempuan (88 persen), sementara laki-laki 55 persen.
Film Indonesia juga diminati konsumen video-on-demand (67 persen), popularitasnya sedikit di bawah film Hollywood (69 persen).
Konten bisa ditonton setiap saat menjadi alasan utama mereka berlangganan video streaming, sebanyak 84 persen responden menjawab demikian. Mereka juga menilai banyak pilihan film (77 persen), mencari hiburan (74 persen), pilihan film (68 persen) dan tidak terganggu iklan (57 persen).
Mereka juga berpendapat platform mudah digunakan (63 persen). ALasan lainnya adalah biaya langganan terjangkau (47 persen) dan belum mau nonton di bioskop (13 persen).
Sebagian responden mengatakan akan tetap menggunakan layanan video streaming, sementara yang lainnya tertarik lebih sering menggunakannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
Terkini
-
Transaksi Soloraya Great Sale 2025 Sudah Tembus Rp10,3 Triliun, Karanganyar Tertinggi
-
Menggebrak Ekonomi Lokal: 2.100 Pelari Siksorogo Ring of Lawu Ramaikan Tawangmangu
-
Kunjungan ke Kampung Batik Laweyan, Komisi VII DPR RI Soroti Urgensi Pelestarian Budaya
-
Jokowi Sempat Mengelak Hadiri Reuni Alumni UGM, Ini Respon Iriana
-
Momen Kikuk Jokowi: Ngaku Jenguk Saudara, 'Dikeplak' Iriana: Mau Reuni UGM!